
Houthi Tembak Kapal Inggris-AS Pakai Senjata Kapal Selam Misterius

Jakarta, CNBC Indonesia - Milisi penguasa Yaman, Houthi, mengaku bertanggung jawab atas serbuan terhadap kapal kargo milik Inggris dan serangan drone terhadap kapal perusak Amerika Serikat pada hari Kamis, (22/2/2024).
Hal ini terjadi saat milisi itu aktif menyerang kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel dan negara Barat lainnya sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza dan kelompok Hamas.
Pernyataan perwakilan Houthi di situs media sosial X muncul tak lama setelah pemimpin kelompok tersebut mengatakan pihaknya meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan perairan lainnya. Mereka menyebut serangan itu dilakukan dengan senjata kapal selam baru untuk meniru operasi militer Israel di Jalur Gaza.
"Operasi di Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab Al Mandab, dan Teluk Aden terus berlanjut, meningkat, dan efektif," kata petinggi Houthi, Abdul Malik Al Houthi dalam pidatonya yang disiarkan televisi dan dikutip Reuters. Ia tidak memberikan rincian tentang senjata kapal selam tersebut.
Kelompok Houthi pada Kamis juga mengirimkan pemberitahuan resmi kepada pengirim barang dan perusahaan asuransi tentang apa yang mereka sebut sebagai larangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS dan Inggris untuk berlayar di laut sekitarnya. Ini sebagai upaya untuk memperkuat kampanye militer mereka.
"Pusat Operasi Kemanusiaan didirikan di Sanaa untuk mengkoordinasikan perjalanan kapal dan kapal yang tidak ada hubungannya dengan Israel dengan aman dan damai," kata seorang pejabat senior Houthi kepada Reuters.
Dalam beberapa bulan terakhir, Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang terafiliasi atau terkait dengan Israel dan sekutunya sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Palestina, Hamas, dan warga Gaza.
Hal ini pun telah menimbulkan efek global. Ini disebabkan strategisnya Timur Tengah di panggung perdagangan internasional global dan menjadi pusat produksi migas dunia.
Serangan yang terjadi selama berbulan-bulan telah mengganggu perdagangan global dan mengerek tarif pengiriman ke tingkat yang lebih tinggi. Sumber asuransi mengatakan tidak ada perubahan tarif sejak dikeluarkannya peringatan tersebut karena penjamin emisi kelautan telah membatasi kenaikan tarif.
Sementara itu, sebelumnya, dua rudal membakar sebuah kapal sekitar 70 mil laut tenggara Aden, Yaman. Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan kapal bernama Islander itu dan awaknya dilaporkan selamat dan melanjutkan ke pelabuhan berikutnya.
"Kapal berbendera Palau milik Inggris, Islander, sedang dalam perjalanan ke Mesir dari Thailand," menurut perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey dan data pelacakan kapal.
Komando Pusat militer Amerika Serikat (AS) mengatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa pihaknya menembak jatuh enam drone Houthi di Laut Merah setelah mereka diidentifikasi sebagai ancaman terhadap kapal perang Washington dan sekutu.
Tidak ada kapal yang tenggelam atau awak kapal yang terbunuh selama kampanye Houthi. Namun ada kekhawatiran mengenai nasib kapal kargo Rubymar yang terdaftar di Inggris, yang ditabrak pada 18 Februari dan awaknya dievakuasi.
Kelompok Houthi mengatakan Rubymar berisiko tenggelam. Namun pejabat pertahanan AS mengatakan kapal itu tetap mengapung, meski upaya penyelamatan batal dilakukan.
"Upaya penyelamatan dibatalkan dan peringatan navigasi untuk kapal-kapal terdekat diberlakukan, kata perusahaan itu. Opsi lain sedang dipertimbangkan," kata perusahaan keamanan kapal ISS-SAPU.
Selaina kapal, militer Israel juga mengatakan pihaknya mencegat sasaran di wilayah Laut Merah setelah sirene peringatan adanya roket dan rudal terdengar di kota selatan Eilat. Roket itu diyakini ditembak oleh Houthi.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laut Merah Jadi Jalur 'Neraka', Ini Syarat Houthi Hentikan Serangan
