PBB Sebut Info Pihak Israel Perkosa Tahanan Wanita Palestina Kredibel
Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) buka suara soal informasi terkait pemerkosaan yang dilakukan petugas penjara Israel kepada tahanan Palestina.
Secara rinci, laporan pakar PBB menemukan setidaknya dua tahanan perempuan Palestina dilaporkan diperkosa sementara yang lainnya diancam dengan pemerkosaan dan kekerasan seksual.
Para ahli independen, yang ditunjuk oleh UNHRC namun tidak mewakili PBB, melaporkan bahwa foto-foto pelecehan tahanan perempuan Palestina, yang dilaporkan diambil oleh tentara Israel, telah diunggah ke internet.
Pelapor khusus PBB untuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, Reem Alsalem mengatakan selain dua kasus pemerkosaan, muncul pula laporan kasus penghinaan seksual dan ancaman pemerkosaan.
"Kita mungkin belum mengetahui dalam waktu lama berapa jumlah sebenarnya korban," kata Alsalem dikutip The Guardian, Jumat (23/2/2024).
Alsalem juga mencatat bahwa keengganan dalam melaporkan pelecehan seksual adalah hal biasa karena ketakutan akan pembalasan terhadap korban.
Ia mengatakan bahwa setelah gelombang penahanan perempuan pasca pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, terdapat sikap yang semakin permisif terhadap kekerasan seksual di pusat-pusat penahanan Israel.
"Saya ingin mengatakan bahwa, secara keseluruhan, kekerasan dan dehumanisasi terhadap perempuan, anak-anak, dan warga sipil Palestina telah menjadi hal yang normal selama perang ini."
Selain pemerkosaan, para ahli menambahkan perempuan dan anak-anak tidak luput dari pembunuhan luas terhadap warga sipil Palestina. Dengan perkiraan jumlah korban tewas di Gaza kini mendekati angka 30.000, para ahli menunjuk pada laporan mengenai perempuan dan anak perempuan yang dibunuh secara sewenang-wenang di Gaza, seringkali bersama dengan anggota keluarga mereka.
"Kami terkejut dengan laporan mengenai penargetan yang disengaja dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap perempuan dan anak-anak Palestina di tempat mereka mencari perlindungan, atau saat melarikan diri," kata para ahli dalam pernyataan bersama.
"Beberapa dari mereka dilaporkan memegang kain putih ketika mereka dibunuh oleh tentara Israel atau pasukan afiliasinya."
Sementara itu, Israel menolak keras tudingan ini. Tel Aviv mengatakan klaim ini tercela dan tidak berdasar.
Di sisi lain, Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Matthew Miller, mengatakan pemerintah mengetahui tuduhan tersebut dan telah meminta pihak berwenang Israel untuk menyelidikinya.
"Kami sangat mendesak Israel untuk menyelidiki secara menyeluruh dan transparan tuduhan-tuduhan yang kredibel dan memastikan pertanggungjawaban atas pelanggaran dan pelanggaran, dan hal ini akan terus menjadi posisi kami," tambahnya.
(luc/luc)