Sri Mulyani Happy, Setoran Pajak Capai Rp149 T di Awal Tahun

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
22 February 2024 16:57
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konfrensi Pers APBN KITA Edisi Februari 2024, Kamis (22/2/2024). (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konfrensi Pers APBN KITA Edisi Februari 2024, Kamis (22/2/2024). (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pendapatan pemerintah sebesar Rp 215,5 triliun per akhir Januari 2024. Nilai ini mencapai 7,7% dari target APBN 2024.

Dari total penerimaan pada awal tahun, Kemenkeu mencatat penerimaan pajak per Januari 2024 telah mencapai Rp 149,52 triliun. Perolehan ini ditopang oleh penerimaan PPN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penerimaan pajak ini masih cukup positif. Penerimaan ini mencakup a.l. PPh Nonmigas Rp 83,69 triliun, PPN Rp 57,76 triliun, PBB Rp 810 miliar dan PPh Migas Rp 6,99 triliun.

"Penerimaan pajak bruto trennya masih naik, pada Januari 2021 Rp 92,32 triliun, sekarang Rp 180,13 triliun. Jadi penerimaan pajak kita masih cukup positif meskipun kita tahu 2021 dan 2022 pertumbuhan pajak kita sangat tinggi, jadi kita bicara baseline tinggi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Februari 2024, Kamis (22/2/2024).

Dari total penerimaan pajak neto Rp 149,52 triliun, penerimaan terbesar masih dari PPN. Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak dari aktivitas kegiatan PPN dalam negeri dan impor masih positif, begitupun dengan PPN impor meskipun flat.

Sementara itu, total PPN dalam negeri masih terlihat positif. Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan PPh 21 juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini mencerminkan dari meningkatnya dari penyerapan tenaga kerja dan perbaikan dari gaji dan upah.

"Ini adalah salah satu tren yang cukup positif..kenaikannya cukup tajam ini artinya dari pasar tenaga kerja jumlah meningkat atau upah meningkat," ungkap Sri Mulyani.

Penerimaan kepabeanan dan cukai tercatat masih melanjutkan pola tahun lalu. Bea masuk mencapai Rp 3,9 triliun pada Januari 2024 atau 6,7% dari target APBN. Sementara itu, bea keluar mencapai Rp 1,2 triliun atau 6,6% dari target APBN.

"Ini yang pengaruh yang besar adalah dari bea keluar tembaga yang 87,51% sebesar Rp 1 triliun dan sawit 10% dari total bea keluar," kata Sri Mulyani.

Kemudian, Kemenkeu mencatat penerimaan cukai Rp 17,9 triliun atau 7,3% dari total target APBN pada Januari 2024. Ini sejalana dengan pola realisasi tahun sebelumnya dan penerimaan cukai.

Menurut Sri Mulyani, kontribusi penerimaan cukai berasal dari tembakau dan ini dipengaruhi pola pelunasan cukai yang maju ke Desember. Adapun, cukai minuman metil ethanol dan alkohol mencapai Rp 500 miliar. Terakhir, penerimaan yang lain adalah penerimaan negara bukan pajak (PNBP). PNBP, pada awal tahun ini, mencapai Rp 43,3 triliun sekitar 8,8% dari target.

APBNKITA EDISI FEBRUARI 2024. (Dok. Kemenkeu)Foto: APBNKITA EDISI FEBRUARI 2024. (Dok. Kemenkeu)
APBNKITA EDISI FEBRUARI 2024. (Dok. Kemenkeu)

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Happy, Setoran Pajak Nyaris Capai Rp1.818 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular