Internasional

Industri Kesehatan Korea Genting, RS Chaos-Tak Ada Dokter

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 February 2024 11:05
Para dokter dan pekerja medis mengambil bagian dalam protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 21 Februari 2024. (REUTERS/Kim Soo-Hyeon)
Foto: Demo dokter Korsel (REUTERS/Kim Soo-Hyeon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri kesehatan di Korea Selatan (Korsel) kini dalam keadaan genting. Pasalnya lebih dari 8.800 dokter junior atau sekitar 71% dari tenaga kerja peserta pelatihan kini mogok kerja dan bahkan telah berhenti.

Wakil Menteri Kesehatan Kedua, Park Min-soo, mengatakan 7.813 dokter peserta pelatihan belum masuk kerja. Jumlah dokter yang mogok meningkat hampir lima kali lipat sejak aksi dimulai Senin, meskipun pemerintah memerintahkan kembali bekerja.

"Panggilan dasar para profesional medis adalah untuk melindungi kesehatan dan kehidupan masyarakat, dan tindakan kelompok apa pun yang mengancam hal ini tidak dapat dibenarkan," kata Park, seperti dikutip AFP pada Kamis (22/2/2024).

'"Pemogokan para dokter merupakan pelanggaran hukum Korea Selatan, karena pekerja medis tidak dapat menolak perintah kembali bekerja tanpa alasan yang dapat dibenarkan," tambahnya.

Dilaporkan pula kemarin, bagaimana rumah sakit membatalkan sejumlah operasi caesar pada wanita hamil. Pengobatan kanker ditunda akibat kekurangan dokter.

Fenomena ini terjadi setelah pemerintah berencana meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran secara tajam. Pemerintah mengatakan reformasi ini penting, mengingat rendahnya jumlah dokter di negara tersebut dan cepatnya populasi yang menua.

Namun para dokter menyatakan bahwa perubahan tersebut akan merugikan penyediaan layanan dan kualitas pendidikan. Disebutkan para dokter terutama khawatir bahwa reformasi tersebut dapat mengikis gaji dan prestise sosial mereka.

Sementara rencana tersebut mendapat dukungan luas dari masyarakat Korsel sendiri, terutama mereka yang berada di daerah terpencil. Layanan berkualitas seringkali tidak dapat diakses di sana.

Dalam laporan berbeda, sekelompok dokter yang berpraktik di Provinsi Gyeonggi juga melancarkan protes di pusat kota Seoul. Mereka mengenakan ikat kepala merah bertuliskan "(Kami) sangat menentang perluasan penerimaan sekolah kedokteran".

Merek membentangkan spanduk bertuliskan "Hentikan kebijakan perawatan kesehatan populis yang didorong oleh cendekiawan dan birokrat sosialis kiri". Para dokter junior mengatakan reformasi pendidikan kedokteran yang baru ini merupakan tantangan terakhir dalam profesi mereka yang sudah berjuang dengan kondisi kerja yang sulit.

"Meskipun bekerja lebih dari 80 jam seminggu dan menerima kompensasi pada tingkat upah minimum, dokter peserta pelatihan masih diabaikan oleh pemerintah hingga saat ini," kata asosiasi dalam sebuah pernyataan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tahun Politik 'Goyahkan' Minat Investasi Korsel?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular