Sah! PLN Resmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Berbahan Bakar Hidrogen

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 February 2024 10:25
Peresmian Hydrogen Refueling Station (HRS) Pertama di Indonesia. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)
Foto: Peresmian Hydrogen Refueling Station (HRS) Pertama di Indonesia. (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya yakni PT PLN Indonesa Power hari ini, Rabu (21/2/2024) meresmikan Hydrogen Refueling Station (HRS) yang bertempat di Senayan, Jakarta Selatan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengungkapkan peresmian HRS ini merupakan pilot project atau proyek pendahuluan untuk proyek hidrogen lainnya di dalam negeri.

"Teknologi yaitu green hydrogen menggunakan fuel cells. Dan PLN siap mendukung green transportation transformation baik itu EV maupun fuel cells. Nah untuk itu kami bangga beberapa bulan yang lalu kami sudah meresmikan produksi hidrogen yang ada di Muara Tawar, Muara Karang, dan juga Tanjung Priuk," ujar dia dalam peresmian HRS Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Dia mengungkapkan kendaraan yang menggunan sumber energi hidrogen dinilai lebih murah bila dibandingkan dengan sumber energi lainnya seperti sumber energi fosil atau Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Coba bandingkan dengan biaya menggunakan BBM Rp 1.300 per km. Ini yang jelas adalah satu kalau BBM ada sebagian yang diimport. Kalau ini semuanya produk dalam negeri. Kalau BBM itu harganya mahal Rp 1.300 per km. Ini jauh lebih murah yaitu hanya sekitar Rp 270 sekian per km atau Rp 300 saja per km," jelasnya.

Darmawan juga menjelaskan bahwa energi hidrogen yang digunakan itu tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca sama sekali. Dengan begitu dia mengatakan energi BBM yang saat ini masih sebagian diimpor akan bergeser menjadi energi yang sepenuhnya dihasilkan di domestik.

"Energi dengan emisi gas rumah kaca tinggi menjadi emisi gas rumah kaca yang sangat rendah. Alangkah indahnya bagaimana transisi energi, transisi juga transportasi yang tadinya berbasis pada fossil fuel. Menjadi renewable energy yang jauh lebih murah. Bisa terjadi dengan adanya pilot project ini," tambahnya.

Adapun, penurunan emisi yang bisa dicapai dengan menggunakan sumber energi hidrogen mencapai 4,15 juta ton CO2 per tahun.

"Transportasi yang tadinya berbasis pada fossil fuel Yang mahal. Yang emisi gas rumah kacanya itu sangat tinggi. Bisa kita melakukan pilot project bergeser menjadi yang berbasis pada energi baru terbarukan. Yang lebih murah. Yang emisi gas rumah kacanya juga jauh lebih rendah," tandasnya.

Di lain sisi, Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu mengungkapkan peresmian pilot project HRS ini merupakan karya nyata Indonesia dan bukti pemanfaatan energi bersih di dalam negeri.

"Saya mengucapkan selamat kepada PLN atas beroperasinya HRS Senayan, yang pertama di Indonesia.Saya yakin lewat peresmian ini PLN menunjukkan karya nyata dan bukti konkrit energi hidrogen adalah keniscayaan bagi Indonesia," ungkap Jisman di kesempatan yang sama.

Adapun, Senior Manager PT PLN Indonesia Power Kamojang POMU, Ibnu Agus Santosa menjelaskan bahwa selain HRS, pihaknya juga membangun Green Hydrogent Plant Geotherman Kamojang, pihaknya berhasil melakukan uji coba operasi dan comissioning dengan memanfaatkan uap air kondensat dari siklus pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Kapasitas yang dihasilkan dari siklus tersebut adalah sekitar 4,3 ton per tahun.

"Insya Allah ini green hydrogen pertama di Indonesia yang memanfaatkan energi geothermal power plant. Kami siap mendukung transformasi energi menuju net zero emission 2060," jelasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN Punya 21 Lokasi Penghasil Bahan Bakar Baru Kendaraan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular