
Ada Apa Biden? Amerika Bakal Blokir Upaya Gencatan Senjata Gaza

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dilaporkan bakal memblokir upaya gencatan senjata Gaza. Ini terkait rapat Dewan Keamanan (DK) PBB yang untuk kesekian kalinya dilakukan guna mencari resolusi terbaru bagi perdamaian wilayah kantong Palestina yang saat ini masih digempur Israel.
"Amerika Serikat akan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza," kata Duta Besarnya untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan Sabtu New York dikutip AFP dan RT Senin (19/2/20224).
"Tidak akan diadopsi karena tidak sesuai dengan upaya Washington untuk mengakhiri perang," klaim Thomas-Greenfield.
Ia mengatakan upaya ini sebagai tindakan yang memaksakan. Bahkan menurutnya, ini menjadi peluang bagi permusuhan yang berkelanjutan.
"Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru menempatkannya - dan peluang bagi resolusi permusuhan yang berkelanjutan - dalam bahaya," katanya lagi.
Sebenarnya rancangan resolusi baru ini diajukan Aljazair. Kemungkinan besar, rapat akan digelar Selasa esok.
Selain gencatan senjata yang segera dan menyeluruh, resolusi Aljazair juga berisi perintah semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, membangun akses kemanusiaan yang tidak terbatas di seluruh Gaza, dan menolak pemindahan paksa warga sipil Palestina.
Thomas-Greenfield sendiri mengatakan klaim rancangan tersebut akan "membahayakan perundingan sensitif" mengenai upaya pembebasan sandera yang tersisa dari Gaza. Menurutnya ini pun bisa memperpanjang jeda pemberian bantuan kepada masyarakat Gaza, yang kini menurut PBB, tengah kelaparan.
Sebelumnya kabinet Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali bersumpah untuk melanjutkan perang sampai "kemenangan total" tercapai. Dia berjanji menentang segala bentuk penghentian perang yang menurutnya akan "membuka kemungkinan bagi kelompok Hamas" untuk membentuk kembali kelompoknya dan menganggap tuntutan mereka tidak masuk akal.
Hamas sebaliknya mengatakan pihaknya tidak akan melepaskan sandera yang tersisa- diyakini berjumlah sekitar 130 orang- sampai Israel mengakhiri perang dan meninggalkan Gaza. Usulan terbaru kelompok tersebut untuk melakukan gencatan senjata adalah pembebasan bertahap para tawanan dalam tiga fase selama periode empat setengah bulan, sebagaimana dimuat CNN International dari sebuah dokumen akhir pekan kemarin.
Perang Israel di Gaza telah membunuh hampir 29.000 warga Palestina. Lebih dari 85% penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka, banyak di antaranya terjadi lebih dari satu kali.
Sekitar 1,4 juta pengungsi saat ini berlindung di kota Rafah, dekat Mesir. Namun wilayah itu kini menjadi sasaran serangan darat yang direncanakan Israel.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gawat! PBB Ungkap Air Jadi Urusan Hidup & Mati di Gaza
