Beras SPHP Masih Kosong di Ritel Modern, Begini Penjelasan Bulog

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 19/02/2024 14:20 WIB
Foto: Pekerja melakukan pengemasan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di gudang Bulog Kanwil Jakarta Banten di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (17/10/2023). Beras SPHP bertujuan untuk menurunkan harga beras di pasaran. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Bogor, CNBC Indonesia - Beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berasal dari beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog terpantau masih kosong di sejumlah gerai ritel modern di daerah Bogor, Jawa Barat. Tak hanya beras SPHP, beberapa ritel bahkan tak memiliki sama sekali stok beras, sedangkan gerai lainnya ada yang hanya menjual beras premium atau beras khusus impor.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di sejumlah gerai ritel modern siang hari ini, Senin (19/2/2023), tak ada satupun stok beras SPHP yang tersedia. Adapun pantauan ini dilakukan di gerai Indomaret, Alfamart, dan Superindo di Ciomas, Bogor, Jawa Barat.

Pegawai Alfamart maupun Indomaret, keduanya kompak mengatakan stok beras SPHP Bulog sama sekali belum ada masuk ke gerainya sejak beberapa pekan lalu.


"Nggak ada beras (SPHP) Bulog, belum ada masuk. Ada itu baru banget masuk beras ramos (merek Indomaret) 15 zak (karung beras) ukuran 5kg. Itu juga baru masuk, sebelumnya ada 2 minggu beras kosong di sini," kata Ricky, pegawai Indomaret kepada CNBC Indonesia.

Ricky pun mengaku tidak tahu kapan sekiranya beras SPHP Bulog bisa masuk ke gerai tempat ia bekerja. "Wah kalau itu kita nggak tahu, kita cuma terima saja," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Denny, pegawai Alfamart. Ia mengatakan, sejak kelangkaan beras dua pekan lalu, gerai nya sampai dengan saat ini belum menerima kiriman beras.

"Beras kosong. Sama sekali nggak ada barang. Beras (SPHP) Bulog juga belum ada info kapan masuk sini," kata Denny.

Berbeda halnya dengan Indomaret dan Alfamart yang sama sekali belum menerima kiriman beras SPHP, gerai Superindo di Ciomas, Bogor ini sempat menerima pasokan beras operasi pasar tersebut. Namun, sejak dua hari lalu, menurut pengakuan karyawan, beras itu sudah habis laku terjual, namun belum ada kiriman barang baru untuk mengisi kekosongan stok tersebut.

"Hari ini beras kosong. Kalau beras SPHP Bulog kemarin sempat ada, tapi sudah habis dari 2 hari lalu. Belum tahu kapan masuk barangnya lagi, belum ada info," kata Firman.

Meski pembelian beras sudah dibatasi maksimal 1 zak per transaksi, beras SPHP Bulog itu terpantau tetap habis dibeli konsumen.

Bulog Buka Suara

Sementara itu, Manajer Humas dan Kelembagaan Perum Bulog Tomi Wijaya menuturkan, pihaknya telah bekerja sama dengan berbagai jaringan distribusi, termasuk ritel modern dalam rangka memperluas ketersediaan beras SPHP.

"Terkait proses distribusi barang ke ritel modern, Bulog akan mendistribusikan jika ritel tersebut mengajukan PO (Purchase Order) kepada Bulog," kata Tomi kepada CNBC Indonesia, Senin (19/2/2024).

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah memerintahkan agar penyaluran beras SPHP dipercepat.

"Sekarang konsumen banyak belanjanya beras SPHP, yang harganya dijamin pemerintah, jadi stoknya banyak, ada terus. Dan memang permintaan dari teman-teman di sini kecepatan kirim, karena lakunya cepat, jadi misal taruh sehari (atau) dua hari sudah habis (terjual). Nah jangan sampai dua hari habis datangnya lama lagi, ntar ada kekosongan. Kalau kosong harga naik lagi," kata Zulhas saat ditemui wartawan di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Sebelumya, Marketing Communication Executive Director PT Indomarco Prismatama (Indomaret) Bastari Akmal mengungkapkan, pihaknya sebenarnya menjual beras SPHP meski terbatas.

"Indomaret juga jual (beras SPHP), hanya memang alokasi masih terbatas. Jadi tetap sebagian besar toko masih kosong," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/2/2024).

"Beras SPHP dialokasi oleh Bulog untuk mengisi kekosongan beras medium yang pasokan dari supplier mulai terbatas. Jadi bukan berdasarkan permintaan dari modern retail," ungkap Bastari.

Sebagai informasi, beras SPHP adalah beras pemerintah atau beras yang digelontorkan Perum Bulog dalam kemasan 5 kg. Beras ini diberi label 'SPHP' karena merupakan produk intervensi pemerintah lewat program stabilisasi harga dan pasokan pangan (SPHP). Tujuannya, untuk meredam laju kenaikan harga beras.

Beras SPHP ini sebagian besar adalah beras impor, yang menurut Bulog setara dengan kualitas beras premium di dalam negeri. Salah satunya, karena tingkat kepatahan (broken) beras ini adalah 5%. Mengacu Peraturan Badan Pangan Nasional No 2/2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras, salah satu parameter mutu beras premium adalah butir patah (broken) maksimal 15% dan menir 0,5%.

Dalam Lampiran Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No 01/KS/02.02/K/I/2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras di Tingkat Konsumen Tahun 2023.

Pada butir (d) tentang Mekanisme Pelaksanaan ayat (6), tidak ada pembatasan distribusi beras SPHP.

"Biaya distribusi diperhitungkan dalam harga jual dengan tetap menjaga harga penjualan di tingkat konsumen akhir paling tinggi
sebesar HET beras," demikian bunyi ayat (6) aturan tersebut, dikutip Senin (19/2/2024).

"Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan SPHP Beras di Tingkat Konsumen Tahun 2023, Perum BULOG dapat melaksanakan operasi pasar umum secara langsung di tingkat eceran dan/atau melalui distributor atau mitra Perum BULOG," begitu lanjutan aturan tersebut.

Lebih lanjut pada butir (d) ayat (6) itu tertulis penyaluran beras SPHP salah satunya dilakukan lewat "pengecer (pedagang eceran di pasar tradisional; Toko modern/swalayan; Toko Pangan Kita; Rumah Pangan Kita; Koperasi dan/atau Pedagang eceran lainnya)".


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penerima Bansos Main Judi Online - Brasil Jadi Sasaran Trump