
Mobil Listrik China Ini Janji Pakai Baterai Nikel RI, Mulai Kapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mobil Chery di Indonesia masih menggunakan baterai lithium ferroposphate (LFP) misalnya untuk line up Chery Omoda E5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun secara khusus sudah mendorong pabrikan ini menggunakan baterai berbasis nikel yang jumlahnya besar di Indonesia.
Asisstant Vice President PT Chery Sales Indonesia (CSI) Zeng Shuo sudah mempertimbangkan untuk menggunakan baterai nikel sebagai bahan baku baterai Chery. Namun, line up yang sudah rilis saat ini tetap menggunakan baterai LFP.
"Untuk Omoda E5 kali ini kami menggunakan LFP dan namun untuk jangka panjang kami ada rencana untuk mengganti baterainya ke baterai yang berbasis nikel. Ya untuk mendukung perekonomian lokal dan juga untuk memenuhi komitmen kami kepada pemerintah untuk mencapai tingkat lokalisasi 60%," kata Zeng Shuo dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, dikutip Senin (19/2/2024).
Meski demikian, perlu waktu bagi pabrikan untuk beralih ke baterai nikel. Pasalnya, pembuatan mobil membutuhkan riset teknologi yang panjang. Karena itu, belum ada rencana mengubah bahan baku mobil yang sudah rilis seperti Omoda E5 untuk menggunakan nikel. Bagi pabrikan lebih realistis menggunakan baterai tersebut di line up berikutnya.
"Saya kira mungkin untuk produk berikutnya, mungkin sudah, model baru sudah berbasis nikel. Ya, ada banyak baterai yang diproduksi di sini di masa depan. Kami sudah mulai mengembangkan lebih banyak pabrik baterai bertenaga di sini. Jadi di model baru kita bisa saling berkolaborasi. Akankah tahun depan? Atau tahun ini? Ya, mungkin tahun depan, tapi timelinenya saya tidak bisa memberikan garis waktu yang akurat," ujarnya.
Apalagi pabrikan harus meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari waktu ke waktu. TKDN minimum pada tahun ini masih 40%, namun pada 2027-2029 harus meningkat jadi 60%. Karena itu, pabrikan harus mencari cara agar bisa meningkatkan TKDN mereka, salah satunya melokalisasi sumber dayanya.
Aturan TKDN itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan pabrikan
"Tapi satu hal yang penting, saya yakin kita di tahun 2026 pasti sudah menggunakan baterai lokal. Karena pada tahun itu kita juga tahu aturan dari pemerintah, lokalisasi mobil listrik harus mencapai 60%. Jadi kami berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya," katanya.
"Kami bekerja sama dengan CATL misalnya. Mereka sudah mempunyai rencana untuk berinvestasi dan membangun pabrik untuk memproduksi baterai listrik berbasis nikel di Indonesia, kami sudah menjadi mitra di Tiongkok. Jadi untuk Mobil Listrik Chery mempunyai supplier yang berbeda-beda. Banyak pemasok. Beberapa pemasok utama adalah Goshen, satu adalah CATL, dan beberapa lainnya," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah Tesla Gak Pakai Nikel? Ini Fakta Sesungguhnya
