Minyak Mentah Melesat, Siap-Siap Harga BBM Non Subsidi Naik Lagi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memprediksi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi bakal mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Hal tersebut menyusul naiknya harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di level US$ 82 per barel.
Harga minyak bergerak beragam pada awal perdagangan pagi hari ini. Harga minyak mentah WTI berusaha melanjutkan kenaikan 1% pada perdagangan sebelumnya setelah rilisnya data ritel Amerika Serikat (AS).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (16/2/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,10% di posisi US$ 78,11 per barel, sementara harga minyak mentah Brent dibuka lebih rendah atau turun 0,11% di posisi US$ 82,77 per barel.
Selama Januari 2024, harga minyak Brent terpantau berada di kisaran US$ 75 - US$ 83 per barel.
Menurut Arifin, badan usaha sejatinya mempunyai kewenangan dalam menetapkan harga BBM non subsidi, mengikuti pergerakan harga minyak mentah dunia. Namun yang pasti, pemerintah akan tetap menahan harga BBM bersubsidi untuk tidak mengalami kenaikan.
"Kalau yang non subsidi ini kan ikut formula harga indeks minyak kan, sekarang minyak udah berapa, US$ 82 ya, dibandingin sama tahun lalu ada kenaikan antara US$ 6, itu pasti memengaruhi biaya produksi, kalau kita kan yang subsidi kita tahan, kalau yang non subsidi tergantung daya tahan dari pada badan usaha ya," jelas Arifin ditemui di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Ia pun sebelumnya mengapresiasi keputusan perusahaan pelat merah, yakni PT Pertamina (Persero) untuk menahan harga jelang gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Pemerintah yang nahan subsidi, gak ada ke kenaikan, yang non subsidi itu badan usaha masing-masing," tambahnya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) per 1 Februari 2024 resmi ini tidak mengubah harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BBM non subsidi, di seluruh SPBU yang ada di Indonesia. Ternyata, salah satu alasannya adalah tidak adanya penyesuaian Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) menjadi 10%.
Pertamina tetap menggunakan besaran PBBKB sebesar 5% khususnya untuk wilayah Jawa dan lainnya.
"Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%," terang Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting kepada CNBC Indonesia, Kamis (1/2/2024).
Irto menyatakan, setelah melakukan evaluasi harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS)/Argus serta nilai tukar mata uang Rupiah pada periode tanggal 25 Desember 2023 hingga tanggal 24 Januari 2024 lalu, Pertamina Patra Niaga memutuskan harga jual BBM non subsidi atau jenis bahan bakar umum (JBU) pada Bulan Februari tidak berubah.
Keputusan harga Pertamax Series dan Dex Series tetap di Bulan Februari ini telah melalui evaluasi berkala mengacu kepada formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.
"Harga BBM non subsidi memang sesuatu yang dievaluasi berkala, penyesuaian harga naik, penyesuaian harga turun, maupun harga tetap dipertimbangkan seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku," terang Irto.
Irto bilang, bagi Pertamina, keputusan ini adalah bentuk menjaga stabilitas harga BBM non subsidi yang terbaik dan terjangkau bagi masyarakat hingga pelosok negeri, tidak hanya kota besar.
"Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok negeri tetap dapat dilakukan dengan maksimal," pungkas Irto.
Saat ini harga BBM khususnya non subsidi seperti Pertamax adalah Rp 12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp 13.900 per liter, Pertamax Turbo Rp 14.400 per liter, Dexlite Rp 14.550 per liter, dan Pertamina Dex Rp 15.100 per liter.
Berbeda dari Pertamina, badan usaha niaga BBM swasta justru menaikkan harga BBM non subsidi pada periode Februari 2024 ini. SPBU Shell Indonesia, BP-AKR dan Vivo Energy Indonesia kompak menaikkan harga BBM non subsidi per 1 Februari 2024.
Sebagai contoh, harga BBM di SPBU Shell untuk jenis Shell Super atau yang setara dengan Pertamax milik Pertamina naik menjadi Rp 13.540 per liter dari sebelumnya Rp 13.390 per liter. Adapun jenis BBM Shell V-Power naik menjadi Rp 14.380 per liter dari sebelumnya Rp 14.180 per liter
Sementara itu, untuk shell V-Power Nitro+ naik menjadi Rp 14.630 per liter dari sebelumnya Rp 14.470 per liter dan Shell V-Power Diesel juga naik jadi Rp 15.270 per liter dari sebelumnya Rp 15.190 per liter.
Tak hanya Shell, BP-AKR juga menaikkan harga produk BBM-nya. Contohnya, untuk BP 92 kini dibanderol dengan harga Rp 13.400 per liter. dari sebelumnya Rp 13.200 per liter.
Produk BP Ultimate naik menjadi Rp 14.380 per liter dari sebelumnya Rp 14.180 per liter dan BP Diesel naik jadi Rp 14.810 per liter dari sebelumnya Rp 14.640.
(wia)