
Chatib Basri: Presiden Baru RI Butuh Perhatikan Kelas Menengah

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior yang juga pernah menjabat sebagai menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri mengingatkan agar presiden baru Indonesia yang terpilih kelak untuk tidak mengabaikan kondisi kelas menengah.
Chatib mengatakan dirinya fokus pada masalah menengah bawah. Belajar dari Chili, negara ini gagal menjadi negara maju setelah dilanda protes besar, Chilean Paradox.
"Mereka tumbuh sangat cepat tapi ada protes besar. Kenapa? Karena mereka tidak memperhatikan kelas menengah ke bawah," tegas Chatib dalam wawancara dengan CNN, dikutip, Kamis (15/2/2024).
Oleh karena itu, presiden terpilih harus memperhatikan nasib kelas menengah ini, karena data menunjukkan pertumbuhan ekonomi indonesia memberikan manfaat kepada 20% masyarakat bawah dan 20% masyarakat atas.
Selama ini, menurutnya, pemerintah telah melakukan hal tepat dengan memberikan BLT dan bantuan sosial. Namun, dia berharap masyarakat kelas menengah bawah tidak diabaikan.
Selain itu, dia berpesan siapapun presiden yang terpilih, Indonesia butuh akselerasi ekonomi. Ini mutlak harus dilakukan karena Indonesia akan menuju aging population pada 2050.
"Jadi kesempatan untuk Indonesia hanya tinggal 26 tahun lagi dari saat ini. jadi siapapun presidennya butuh mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari 6% sampai 7%," kata Chatib.
Oleh karena itu, presiden baru Indonesia harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah 6%-7%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih di sekitar 5%. Kinerja tersebut, kata Chatib, cukup baik. Namun, dia memastikan tidak akan cukup untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan pendapatan menengah atau middle income trap.
"Jadi saya percaya siapapun yang jadi presiden itu butuh mencapai pertumbuhan 6%-7%, mereka harus mencari jalan keluar untuk itu," tegasnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Capres Mau RI Tumbuh 7%, Investasi Harus Rp1.950 T