FOTO Internasional

Tetangga RI Tiba-Tiba WFH Lagi, Bencana Ini Biang Keroknya

Reuters, CNBC Indonesia
Kamis, 15/02/2024 15:35 WIB

Bangkok, Thailand kembali menerapkan work from home (wfh) ke warganya. Kenapa?

1/5 A view of the city amid air pollution during sunrise in Bangkok, Thailand, February 15, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha

Pemandangan kota di tengah polusi udara saat matahari terbit di Bangkok, Thailand, Kamis (15/2/2024). (REUTERS/Athit Perawongmetha)

2/5 A view of the city amid air pollution during sunrise in Bangkok, Thailand, February 15, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha

Akibat padatnya polusi udara, sejak Rabu, pemerintah menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (wfh) ke warga. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

3/5 A view of the city amid air pollution during sunrise in Bangkok, Thailand, February 15, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha

Angka PM2.5 pada hari Rabu pukul 11.00 mencapai 75 mikrogram per meter kubik (µg/m³) di lebih dari 20 distrik di Bangkok, dua kali lipat standar keamanan Thailand sebesar 37.5µg/m³ untuk rata-rata 24 jam. Pembacaan PM2.5 sebesar 75µg/m³ atau lebih tinggi dianggap “berbahaya bagi kesehatan”. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

4/5 A view of the city amid air pollution during sunrise in Bangkok, Thailand, February 15, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha

Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan BMA telah meminta lebih dari 150 lembaga dan mitra swasta di Bangkok untuk mempertimbangkan mengizinkan staf mereka bekerja dari rumah Kamis hingga Jumat. Chadchart memperkirakan hal ini akan mengakibatkan sekitar 60.000 orang harus tinggal di rumah selama dua hari. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

5/5 A view of the city amid air pollution during sunrise in Bangkok, Thailand, February 15, 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha

Departemen Pengendalian Pencemaran memperkirakan bahwa tingkat PM2.5 di Bangkok dan Thailand Tengah akan melonjak dari Rabu hingga Sabtu karena stagnasi udara dan peningkatan jumlah titik api yang disebabkan oleh kebakaran luar ruangan di Thailand Utara dan Timur Laut, serta di Kamboja. Perlu diketahu PM2.5 mengacu pada partikel debu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, paparan jangka panjang yang dikaitkan dengan penyakit kronis termasuk masalah paru-paru dan jantung. (REUTERS/Athit Perawongmetha).