Media Asing Sorot Prabowo Menang Quick Count Pilpres RI, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ramai-ramai media asing menyoroti hasil hitung cepat (quick count) pemilu presiden (pilpres) RI. Sebagaimana diketahui, dari sejumlah data lembaga survei, pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan wacapres Gibran Rakabuming Raka unggul sementara dengan 50% lebih suara.Simak hasil quick count Pemilu 2024 hanya di CNBC Indonesia, klik di sini!
CNN International misalnya menulis artikel dengan judul "Ex-army strongman leader claims victory in Indonesian presidential election". Disebut bagaimana Prabowo memenangkan hasil perhitungan suara tidak resmi hingga hampir 60%.
"Seorang mantan jenderal Angkatan Darat dengan masa lalu yang kontroversial telah mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden Indonesia," tulis media Amerika Serikat (AS) itu pada lead-nya, dikutip Kamis (15/4/2024).
"Prabowo, yang telah disebut-sebut sebagai kandidat terdepan menjelang pemilu hari Rabu, mengatakan kepada para pendukungnya di Jakarta, ia dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra tertua Presiden Joko Widodo, akan memerintah untuk seluruh rakyat Indonesia," tambah media tersebut lagi mengutip kalimat Prabowo bagaimana ia bersyukur dan harus rendah hati menyikapi keunggulannya di hitung cepat.
Disebutkan pula bagaimana calon lain, Anies Baswedan berada di urutan kedua dengan kurang dari 22% suara sementara Ganjar Pranowo di urutan ketiga. Namun tulis CNN International, keduanya masih membantah hasil awal tersebut dengan mengatakan "terlalu dini".
Hal sama juga disoroti media asing lain, yang juga berbasis di AS, New York Times (NYT). Laman itu membuat artikel khusus berjudul "A Feared Ex-General Appears Set to Become Indonesia's New Leader".
"Menteri Pertahanan Indonesia, seorang mantan jenderal yang ditakuti dan diberhentikan dari militer ... tampaknya berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan presiden pada hari Rabu," tulisnya.
"Kandidatnya, Prabowo Subianto, unggul telak dalam pemilihan presiden dari tiga kubu, dengan perolehan lebih dari 58% suara, menurut penghitungan tidak resmi yang memiliki sejarah memprediksi hasil akhir secara akurat. Dua calon presiden lainnya menilai masih terlalu dini untuk menyatakan pemenang," tambah NYT.
Dalam artikel sama, media tersebut juga menyebut bagaimana proyeksi RI ke depan. NYT mengklaim ada keraguan terhadap masa depan demokrasi di RI.
"Jika proyeksi tersebut benar, Indonesia - negara demokrasi terbesar ketiga di dunia - akan berhadapan dengan presiden yang mengatakan bahwa negara ini tidak memerlukan pemilu atau demokrasi, yang dilarang memasuki AS selama dua dekade karena alasan hak asasi manusia. Rekor dan yang telah lama dikaitkan dengan mantan diktator Indonesia, Suharto," muatnya lagi.
"Era kebebasan setelah lengsernya Suharto, menurut para pengkritiknya, kini bisa terancam dengan naiknya kekuasaan Pak Prabowo," klaimnya lagi.
Sementara itu, media Reuters, memuat bagaimana harapan yang bisa terlihat dari sosok Prabowo. Disinggung juga tentang bagaimana aliansinya dengan Jokowi akan terus terbangun ke depan dan bertahan, merujuk duet Prabowo dengan Gibran.
"Perjanjian ini akan tetap berlaku selama Prabowo menilai hal tersebut sesuai dengan kepentingannya untuk dipertahankan dan tidak akan berlaku lagi," tulis Reuters dalam artikel berjudul "Prabowo Subianto: What to expect from Indonesia's likely new president" mengutip pengamat dari Australian National University (ANU), Liam Gammon.
"Kuncinya di sini adalah keberpihakan Prabowo dengan Jokowi lebih merupakan strategi elektoral, bukan strategi pemerintahan," tulisnya memuat analis lain dari BowerGroupAsia, Doug Ramage.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Media Asing Sorot Kemenangan Prabowo, Sebut Negara Ini Untung
