Sejarah Quick Count di Indonesia, Ternyata Mulai Sejak Momen Ini

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
14 February 2024 14:35
Pemilhan Umum Presiden dan Wakil Presiden (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo Sianturi)
Foto: Pemilhan Umum Presiden dan Wakil Presiden (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo Sianturi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Quick count atau hitung cepat menjadi hal yang selalu dinanti setiap pemilihan umum. Lewat quick count masyarakat bisa mengetahui siapa pemenang pemilu lebih cepat dari perhitungan resmi oleh penyelenggara.

Lantas sejak kapan quick count ini dimulai pertama kali di Indonesia?

Awal mula quick count di Indonesia terjadi pada perhelatan Pemilu 2004. Sebagai pemilu pertama yang memungkinkan rakyat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung, masyarakat sangat antusias mengetahui siapa sosok pemimpin baru. Atas dasar inilah, animo masyarakat soal quick count juga sangat positif.

Lembaga pertama yang merintis quick count di Indonesia adalah Lembaga Penelitian Pendidikan & Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Berdasarkan arsip detik.com (17 September 2004), LP3S menyelenggarakan quick count dengan menjalin kerjasama dengan National Democratic Institute for International Affair (NDI), Metro TV, Yayasan TIFA, dan sejumlah donatur. 

Sesuai namanya, hasil quick count bisa keluar dengan cepat. Beberapa jam setelah Pemilu selesai, LP3ES merilis hasil perhitungan yang memprediksi Golkar meraih kemenangan dengan persentase 22,7%.

Sedangkan untuk pemilihan presiden putaran kedua, LP3ES memprediksi kemenangan SBY-Jusuf Kalla dengan persentase 62,2% dan Megawati-Hasyim dengan 38,8%.

Menurut pemaparan Detik.com (21 September 2004), hasil final quick count LP3ES relatif akurat. Quick count LP3ES hanya memiliki selisih rata-rata di bawah satu persen dari hasil resmi Pemilu. 

Dan, memang hasil quick count ini terbukti. Dalam perhitungan resmi KPU, SBY-JK memenangi Pemilu dengan persentase 60,62%. Sementara, Golkar meraih 21,58% suara. 

Akibat berhasil memprediksi hasil Pemilu lebih cepat, quick count lantas menjadi hal yang tak bisa dipisahkan setiap kali penyelenggaraan Pemilu, baik itu di tingkat nasional atau daerah. 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anies di Diponegoro, Prabowo di Kertanegara, Ganjar di Teuku Umar

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular