Pemerintah Gandeng Jepang Garap TOD Jabodetabek, Ini Konsepnya!

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Selasa, 13/02/2024 12:25 WIB
Foto: Suasana langit tertutup awan gelap di Jakarta, Jumat (2/2/2024). Cuaca ekstrem akan terjadi beberapa hari terakhir di Jabodetabek diperkirakan terus terjadi hingga 10 Februari 2024 dengan intensitas hujan yang semakin meningkat. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Japan International Cooperation Agency (JICA) kembali menggelar rapat membahas masterplan pengembangan transportasi massal Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Phase 3 (JUTPI-3).

Dalam rapat yang digelar Kamis (25/1/2024) itu, kedua pihak yang tergabung dalam Joint Coordinating Committee (JCC) JUTPI-3 menyepakati 3 hal terkait arah pengembangan transportasi massal di sekitar Ibu Kota.


"Pertemuan JCC JUTPI-3 menghasilkan kesepakatan atas capaian dari ketiga Output JUTPI-3 yang berfokus pada peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD)," kata Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wahyu Utomo lewat keterangan tertulis, dikutip Selasa (13/2/2024).

JUTPI-3 merupakan upaya pemerintah dalam mengembangkan Kawasan TOD di Jabodetabek yang bekerja sama dengan JICA. Record of Discussion program ini telah diteken sejak 26 Januari 2022.

Wahyu mengatakan rapat tersebut berhasil mencapai 3 keputusan. Capaian pertama untuk Output 1 adalah perumusan kebijakan pengembangan perkotaan Jabodetabek yang mendorong kawasan TOD. Hal itu akan dilakukan dengan disusunnya dasar pemodelan travel demand forecast dan perumusan strategi untuk mendorong TOD di Jabodetabek, seperti mengintensifkan jaringan kereta api di pusat-pusat Jabodetabek, mengembangkan feeder, dan penguatan kelembagaan pengelolaan transportasi Jabodetabek.

Selanjutnya capaian kedua untuk Output 2 adalah penguatan mekanisme koordinasi pengembangan perkotaan Jabodetabek berbasis transportasi umum untuk mendorong TOD. Dalam tahap ini akan ditetapkan beberapa isu utama dalam koordinasi TOD, seperti penetapan case study untuk penguatan mekanisme koordinasi TOD, serta pelaksanaan 1st Training in Japan dengan fokus materi penyelenggaraan TOD di Jepang dari perspektif sistematis dan perencanaan.

Selain itu, capaian ketiga untuk Output 3 adalah perumusan rencana TOD pada lokasi-lokasi pilot berupa perumusan fokus area dan pokok penting perencanaan yang diperlukan oleh setiap lokasi pilot.

"Hasil rekomendasi JUTPI-3 ini diharapkan dapat diimplementasikan, dengan adanya pembangunan TOD diharapkan dapat menjadi sebuah etalase kota yang dapat memberikan dampak kepada ekonomi regional, serta dapat menjadi contoh untuk wilayah kota lainnya di luar Jabodetabek," ujar Wahyu.

Selain menyepakati ketiga hal tadi, Kemenko Perekonomian dan JICA juga membahas beberapa isu mengenai percepatan realisasi TOD, seperti keterbatasan akses pembiayaan yang terjangkau untuk pengembangan kawasan TOD, isu pengelolaan aset dan lahan dalam kawasan TOD, serta teknis pengembangan area TOD.

Chief Representative JICA Indonesia Office Mr. Takehiro Yasui menyampaikan ucapan terima kasihnya atas masukan yang diberikan oleh berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Program JUTPI-3 ini, serta harapan agar ke depannya penyelenggaraan TOD dapat dilaksanakan dengan lebih detail dan lebih cepat.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kualitas Udara di Kota Besar Memburuk, KLH Soroti Sektor Ini