China Bisa Jadi Penentu Naiknya Harga Minyak Dunia, Ini Sebabnya..

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
13 February 2024 09:05
Pompa Angguk, Wilayah Kerja (Blok) Rokan, Riau, yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai alat untuk mengangkat kapasitas minyak tersimpan. (Dok: Pratama Guitarra)
Foto: Pompa Angguk, Wilayah Kerja (Blok) Rokan, Riau, yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai alat untuk mengangkat kapasitas minyak tersimpan. (Dok: Pratama Guitarra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa saat ini China bisa mempengaruhi naik-turunnya harga minyak mentah dunia. Hal itu dilihat dari permintaan minyak ke negeri panda itu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan, China sempat mencukupkan permintaan minyak ke negaranya. Namun saat permintaannya kembali melonjak dan bisa mempengaruhi naiknya harga minyak mentah dunia.

"Salah satu pengaruhnya adalah memenuhi kebutuhan (minyak) dari China. China itu kan besar. Jadi china itu sekarang kalau dia sudah terpenuhi (minyaknya) jadi akan berpengaruh ke harga. Jadi kemarin China sempat tidak terlalu membutuhkan, tapi sekarang membutuhkan lagi," bebernya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (13/2/2024).

Selain itu, Tutuka juga mengungkapkan bahwa ada tiga negara utama yang menjadi penentu naik-turunnya harga minyak dunia yang juga akan berpengaruh pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dia menyebutkan ketiga negara di dunia yang menjadi penentu naik-turunnya harga minyak mentah selain China adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Arab Saudi. "Jadi kan yang menentukan kan 3 besar ya yang minyak, Amerika, Rusia, Saudi Arabia. 3 itu yang sekarang kan, walau ada OPEC tapi 3 besar itu yang menentukan sekali harga minyak," ungkap Tutuka.

Selain itu, dia mengatakan saat ini tren harga minyak dunia juga cenderung naik. Tutuka menilai hal itu lantaran salah satu penyebabnya yakni dampak dari konflik yang terjadi di Timur Tengah masih mempengaruhi harga fluktuasi minyak mentah dunia. Hal itu juga dikatakan mempengaruhi rantai logistik minyak mentah dunia.

"Ini tergantung permasalahan di Timur Tengah jadi kan itu membuat sistem logistiknya jadi terganggu jadi kalau saya lihat amati itu naik turun, naik turun, tapi kecenderungannya naik," jelasnya.

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan hari Jumat (9/2/2024), harga minyak mentah WTI ditutup menguat 0,81% di posisi US$76,84 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup lebih tinggi atau naik 0,69% di posisi US$82,19.

Dalam sepekan kedua harga minyak melesat dengan minyak mentah WTI terapreasiasi 6,31% dan minyak mentah brent melejit 6,28%.

Harga minyak berakhir lebih tinggi pada hari Jumat dan naik sekitar 6% secara mingguan, didorong kekhawatiran mengenai pasokan dari Timur Tengah yang meningkat dan pemadaman listrik memperketat pasar produk olahan.

Minyak berjangka naik sepanjang minggu ini, didukung setelah penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap proposal gencatan senjata Hamas pada hari Rabu. Tren kenaikan harga itu mengikuti penurunan 7% pada pekan sebelumnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Terbaru Harga BBM di Seluruh SPBU RI, 3 November 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular