
Skandal Baru Mobil Jepang! Honda Kena, Ada Civic & CR-V

Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal kembali mengguncang pembuat kendaraan asal Jepang. Setelah Toyota, kali ini Honda Motor Co.
Perusahaan mengatakan pihaknya akan menarik kembali (recall) sekitar 750.000 kendaraan di Amerika Serikat (AS). Cacat kantung udara yang dapat mengembang secara tidak sengaja saat terjadi kecelakaan menjadi penyebab.
Dilansir Reuters, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) mengatakan sensor berat kursi penumpang depan mungkin retak dan mengalami korsleting sehingga gagal menekan kantung udara sebagaimana mestinya. Dealer akan mengganti sensor berat kursi.
Penarikan kembali mencakup kendaraan Honda Pilot, Accord, dan Civic tertentu dari model tahun 2020-2022. Ada pula beberapa kendaraan Honda CR-V dan Passport dari model tahun 2020 dan 2021.
Honda, dalam pernyataan yang diajukan ke regulator keselamatan, mengatakan pihaknya memiliki 3.834 klaim garansi. Perusahaan mengklaim tidak ada laporan cedera atau kematian terkait masalah penarikan kembali tersebut sejak Juni 2020.
Dalam upaya untuk menjelaskan asal muasal cacat tersebut, Honda mengatakan kepada NHTSA bahwa bencana alam berdampak pada pabrik subkontraktor. Di mana pemasok untuk sementara mengganti bahan dasar pada papan sirkuit cetak sensor bobot kursi.
Penggunaan bahan alternatif tersebut "dapat memberikan tekanan tambahan pada papan sirkuit cetak", katanya.
Sebelumnya pada Desember, Honda menarik kembali 4,5 juta kendaraan di seluruh dunia. Ini karena risiko kegagalan pompa bahan bakar, termasuk 2,54 juta kendaraan di AS.
Toyota
Skandal ini merupakan yang terbaru setelah Toyota menghentikan pengiriman 10 model kendaraannya terkait ditemukan masalah pada uji sertifikasi. Beberapa model yang terdampak keputusan itu adalah van Hiace, SUV Fortuner dan Innova.
Selain itu keputusan serupa juga diterapkan pada pengiriman SUV LX500D bermerek Lexus, Hilux dan Land Cruiser 300. Pengumuman disampaikan awal Februari ini.
"Sepuluh model menggunakan mesin yang terkena dampak secara global," kata perusahaan, dikutip dari Reuters.
Jumlah kendaraan yang masuk dalam masalah tersebut cukup banyak. Sebab laporan Toyota Industries, perusahaan menjual 840 ribu mesin mobil yang terdampak selama tahun keuangan hingga 31 Maret 2023.
Masalah ini terjadi karena ditemukan kejanggalan selama uji sertifikasi untuk mesin diesel yang dikembangkan oleh afiliasi Toyota Industries. Komite investigasi khusus yang menemukan masalah tersebut.
Masalah yang menimpa Toyota Industries terjadi tak lama setelah Daihatsu mengalami pelanggaran pada uji keselamatan kecelakaan. Kasus kecurangan yang menimpa perusahaan juga belum selesai.
Desember 2023, prinsipal Toyota dan Daihatsu di Jepang mengumumkan menghentikan sementara distribusi mobil. Dampaknya terjadi pada kendaraan yang diproduksi baik di Jepang maupun luar negara tersebut.
Tim Independen membuka hasil investigasi pada Daihatsu yang mengaku melakukan kecurangan pada bagian pintu untuk uji keselamatan tabrak samping. Ini dilakukan pada 88 ribu unit yang sebagian besar dijual dengan merek Toyota.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Honda Mendadak Recall 750.000 Mobil, Ada Civic dan CR-V