Tegas! Luhut Bantah Harga Nikel Anjlok Gegara RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 February 2024 18:05
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Marine Spatial Planning and Expo Service 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)
Foto: Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Marine Spatial Planning and Expo Service 2023. (Tangkapan Layar Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah anjloknya harga nikel dunia saat ini karena program hilirisasi nikel di Indonesia.

Luhut menegaskan, tren harga nikel harus dilihat dalam jangka panjang, setidaknya 10 tahun ke belakang.

"Nggak ada (Indonesia jadi alasan harga nikel anjlok) juga. Saya berkali-kali bilang kalau mau lihat itu harus 10 tahun. Pas lagi sekarang naik, sama saja seperti batu bara," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Menurutnya, harga sebuah komoditas, tidak hanya nikel, termasuk batu bara dan komoditas lainnya, harus dilihat secara kumulatif dan dihitung rata-ratanya.

"Itu kan at the end cari equilibrium-nya. Apa saja komoditi itu kamu lihatnya gak boleh dari setahun dua tahun, harus 5-10 tahun. Harus dilihat kumulatif harganya. Kemudian, melihat harga rata-ratanya," ungkapnya.

Selain itu, dia juga memberikan tanggapan perihal isu anjloknya harga nikel dunia yang membuat banyak pertambangan nikel dunia gulung tikar. Dia menegaskan, Indonesia tidak akan ikut-ikutan untuk menutup tambang nikel.

"Ya biar aja tambang dunia tutup asal kita gak ikut-ikutan," tandasnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan, anggapan terkait penurunan harga nikel karena suplai dari Indonesia yang membanjiri pasar dunia tidak sepenuhnya benar.

"Kalau dibilang oversupply gak sepenuhnya benar, karena penambahan produksi nikel dari Indonesia menggantikan supply di negara lain yang tidak efisien," ungkap Seto kepada CNBC Indonesia, Selasa (23/01/2024).

Seto menjelaskan, data ekspor Indonesia selama Januari hingga November 2023 menunjukkan nilai ekspor produk turunan nikel mencapai US$ 31,3 miliar, naik 0,6% dibandingkan Januari sampai November 2022 yang sebesar US$ 31,13 miliar.

"Jadi walaupun turun harganya, pendapatan masih naik sedikit karena kenaikan volume," ucapnya.

Di sisi lain, menurutnya harga nikel saat ini di level US$ 16.000-an masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15.000-an.

"Perlu diingat bahwa harga nikel sekarang US$ 16 ribu itu masih lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata 10 tahun terakhir yang berada di level US$ 15 ribuan, bahkan masih lebih tinggi dibandingkan periode awal-awal kita melakukan hilirisasi tahun 2014-2019 yang harga rata-rata nikel di US$ 12 ribuan," paparnya.

Mengutip Trading Economics, harga nikel per 6 Februari 2024 berada di level US$ 15.660 per ton, turun 3,62% dibandingkan periode yang sama minggu lalu atau turun 2,56% secara bulanan.

Harga nikel LME (cash) juga telah merosot sebesar 45% sepanjang tahun 2023 dan penurunan lebih lanjut diharapkan kembali terjadi tahun ini dengan perkiraan median untuk harga rata-rata nikel LME akan turun 23% di 2024.

Pasar nikel diperkirakan akan dibanjiri oleh pasokan dari Indonesia yang memiliki ambisi untuk menjadi pusat logam baterai global.

Adapun prospek suram harga nikel didasari atas ekspektasi bahwa pasokan nikel akan melebihi permintaan sebesar 240.500 ton pada tahun ini dan sebanyak 204.000 ton pada tahun 2025.

Hal ini menunjukkan kelebihan pasokan dalam jumlah besar di pasar global tahunan yang berjumlah tiga juta ton.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Isu Harga Nikel Anjlok, Apa Kata Luhut?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular