
Saat Swasta Wait & See, IKN Jadi Penyelamat Kinerja Investasi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi pada penghujung 2023 tumbuh kencang, didominasi oleh aliran investasi yang masuk untuk berbagai proyek strategis nasional (PSN) pemerintah, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PMTB pada kuartal IV-2023 mencapai 5,02% secara tahunan atau year on year (yoy), lebih tinggi dari catatan pada Kuartal IV-2022 yang hanya tumbuh 3,33% yoy.
"Sebenarnya bukan IKN saja, PSN kan banyak, jadi ini terbantu dari situ. Kalau saya lihat spending pemerintah banyak bantu dari sisi investasi," kata Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (7/2/2024).
Berdasarkan catatan tim ekonom BCA dalam salah satu bagian dari pertumbuhan ini adalah proyek-proyek sektor publik, khususnya dorongan besar-besaran terhadap PSN, termasuk proyek IKN menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi. Tercermin jelas pada akselerasi sektor utilitas yang tumbuh 8,68% dan konstruksi 7,68%.
Sementara itu, investasi dari sektor swasta, kecenderungannya melambat. Investasi asing yang masuk menurut catatan Kementerian Investasi/BKPM pada kuartal IV-2023 hanya tumbuh 5,3% yoy dan investasi dalam negeri masih kuat 29,9% yoy. Padahal, pada kuartal IV-2022, investasi asing yang masuk tumbuhnya 43,3% yoy dan investasi domestik hanya 17% yoy.
"Sama kalau kita lihat perusahaan-perusahaan di bursa, saya punya datanya ada kecenderungannya turun dari sepanjang 2023," tegas David.
David menganggap, melambatnya investasi di luar sektor PSN ini polanya serupa saat 2014 silam. Pada tahun itu, investasi sektor swasta melambat dipicu oleh sikap wait and see di tahun politik, demikian juga untuk tahun ini yang masuk tahun politik karena ada Pemilu atau Pilpres 2024.
"Saya perhatikan polanya mirip posisi waktu pergantian rezim di 2014 kondisinya sama, jadi menurun. Tapi harapannya kalau dulu sama 2014 masuki putaran kedua itu mulai ada peningkatan kejelasan dari sisi kebijakan terus yang keliatan siapa yang mimpin, jadi ada optimisme," ungkap David.
Pernyataan serupa juga disampaikan Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede. Dia mengatakan, PMTB yang di kisaran 5% yoy cenderung resilient , terutama ditopang oleh investasi bangunan sejalan dengan penyelesaian proyek infrastruktur terutama proyek strategis nasional.
PMTB secara keseluruhan pada 2023 tercatat 4,4%yoy dari tahun 2022 yang tercatat 3,87%yoy. Peningkatan PMTB ditopang oleh kenaikan investasi bangunan yang tumbuh 4,04% yoy sejalan dengan solidnya investasi publik terutama terkait dengan penyelesaian PSN.
Namun, Josua menilai laju investasi non-bangunan mengalami perlambatan di tengah normalisasi harga komoditas pertambangan seperti batu bara dan terindikasi dari penurunan penjualan alat besar sekitar minus 10% sepanjang 2023. Ini sejalan dengan perlambatan ekonomi global yang berimplikasi pada penurunan volume ekspor Indonesia sepanjang tahun 2023.
"Memasuki semester II-2024, dengan selesainya pemilihan umum dan potensi penurunan suku bunga kebijakan global, tekanan eksternal diperkirakan akan berkurang secara bertahap. Akibatnya, investasi langsung dan arus modal masuk diantisipasi akan meningkat," tegas Josua.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LMAN Gelontorkan Rp123,8 T untuk Lahan 117 Proyek Jokowi