
RI Alami 1.000 Bencana Banjir Setiap Tahun, Pemerintah Lakukan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Alam (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat Indonesia mengalami lebih dari 1.000 kali bencana banjir setiap tahunnya dan dibutuhkan upaya penanggulangan. Bencana banjir paling banyak terjadi pada 2021, sebanyak 1.794 titik sementara pada 2020 terjadi di 1.518 titik.
Hingga akhir Januari 2024 banjir terjadi di 123 titik. Namun hingga akhir tahun lalu 1.170 titik, dan pada 2022 1.516 titik," jelas Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia, dalam Road To World Water Forum "Atasi Banjir, Kurang Risiko Bencana" secara virtual, Selasa (6/2/2024).
Bob mengatakan pemerintah saat ini melakukan dua upaya pencegahan banjir, pertama pengendalian struktural yang terdiri dari membangun tampungan-tampungan air seperti waduk, embung, kolam retensi, sumur serapan, ABSAH, dan biopori. Kedua, peningkatan kapasitas tampungan sungai seperti tanggul banjir dan normalisasi/pengerukan.
Ditjen SDA juga melakukan membagi air sungai, meningkatkan kecepatan air, pengendalian sedimentasi, penataan drainase, dan juga mencegah air laut masuk ke darat/rob.
Sedangkan pencegahan non-struktural, meliputi kegiatan konservasi yang melibatkan partisipasi masyarakat, melakukan edukasi dini, dan juga sosialisasi.
"Banjir ini kuncinya ada di masyarakat, pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri tanpa ada dukungan masyarakat," pungkas Bob.
Untuk diketahui, tahun ini Ditjen SDA Kementerian PUPR akan membangun total 23 bendungan menggunakan pagu anggaran tahun 2024. Alokasi pada pembangunan 23 infrastruktur air tersebut mencapai Rp 21,56 triliun dari total pagu anggaran yang diterima Ditjen SDA sebesar Rp 47,64 triliun.
Dari 23 bendungan tersebut 15 di antaranya dilaporkan akan selesai pembangunannya pada 2024 mendatang. Di antaranya yakni bendungan Keureuto, Rukok dan Bangunan Pengarah Rukoh (Aceh), Tiga Dihaji (Sumsel, Leuwikeris (Jabar), Jlantah, Bener, Jragung (Jateng, dan Bagong (Jatim).
Kemudian, Bendungan Sidan (Bali), Meninting (NTB), Manikin (NTT), Marangkayu (Kaltim),Bulango Ulu (Gorontalo), Budong-Budong (Sulbar), serta Way Apu (Maluku). Di samping itu, alokasi anggaran senilai Rp 21,56 triliun untuk bidang Bendungan dan Danau juga diperuntukkan guna melakukan revitalisasi 4 danau yakni, Danau Teloko (Sumsel), Danau Tondano (Sulut), Danau Tempe (Sulsel), dan Danau Ayamaru (Papua).
Sementara itu, alokasi anggaran terbesar kedua dikucurkan pada operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 7,08 triliun, pengendalian daya rusak Rp 6,09 triliun dan irigasi rawa Rp 4,17 triliun.
Selanjutnya, alokasi untuk pengadaan tanah Rp 3,20 triliun, dukungan manajemen Rp 2,55 triliun, air tanah dan air baku Rp 1,82 triliun dan dukungan teknis lainnya Rp 1,17 triliun.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tragis! Korban Tewas Banjir Libya Tembus 11.300 Orang