Internasional

Krisis Laut Merah Bawa "Kiamat" ke Tetangga RI: Australia Kena

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 February 2024 16:55
Farmer Ash Whitney stands on the back of his truck as he throws out hay to his cattle in a drought-effected paddock on his property located west of the town of Gunnedah in north-western New South Wales in Australia, June 3, 2018. Picture taken June 3, 2018.    REUTERS/David Gray
Foto: Sapi Australia (REUTERS/David Gray)

Jakarta, CNBC Indonesia- Krisis Laut Merah "makan korban" tetangga RI. Kali ini Australia.

Sejumlah kelompok kesejahteraan menuntut "pembebasan" ribuan domba dan sapi yang terjebak di kapal setelah perjalanan mereka ke Timur Tengah dialihkan. Sebelumnya serangan rudal dilakukan Houthi dari Yaman ke kapal-kapal yang melewati Laut Merah.

Mengutip AFP, setidaknya ada 15.000 hewan terjebak di kapal MV Bahijah sejak berlayar dari Fremantle, Perth di Australia Barat 5 Januari. Mereka berada di dalam kapal sekitar empat minggu.

"Kapal tersebut membatalkan rencananya untuk berlayar melalui Laut Merah karena memburuknya situasi keamanan di sana dan diarahkan untuk kembali ke Australia," kata kementerian pertanian dalam sebuah pernyataan.

"Kapal tersebut berlabuh kembali di Fremantle pada hari Kamis setelah mencapai pantai Australia Barat pada awal pekan," tambahnya.

"Dua dokter hewan minggu ini melaporkan tidak ada masalah kesehatan atau kesejahteraan hewan yang signifikan di atas kapal tersebut," jelas pemerintah.

Meski demikian, Kepala Petugas Aains RSPCA Australia, Suzanne Fowler mengatakan hewan-hewan itu sebenarnya terkena "stres kumulatif". Ini terjadi selama perjalanan jauh mereka.

Risiko penyakit dan kondisi panas di atas kapal juga mencapai 38 derajat Celcius . Domba khususnya, yang mendominasi 70% hewan, akan berdiri di kotorannya sendiri karena tantangan membersihkan kandangnya.

"Kami tidak akan mendukung ekspor kembali mereka dengan cara apa pun," kata Fowler.

"Ini adalah rencana yang sangat mengerikan", tambahnya.

"Mereka sudah cukup menderita. Ini tidak adil terhadap hewan. Mereka adalah makhluk hidup, mereka bisa menderita kesakitan dan kesusahan," jelasnya.

Ia meminta semua ternak dikeluarkan dari kapal dengan asumsi tidak menimbulkan risiko biosekuriti. Ia meminta keputusan diambil sesegera mungkin.

Sebelumnya, aktivis hak-hak hewan Peta Australia menerbitkan surat terbuka kepada Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese. Mereka mengaku "muak dan malu" dengan terdamparnya hewan ternak tersebut.

Perlu diketahui, RSPCA dan Peta Australia menentang ekspor hewan hidup. Padahal ini merupakan industri besar di negara itu, dengan lebih dari 670.000 sapi dan 590.000 domba dikirim ke luar negeri melalui laut tahun lalu.

Pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah di Australia telah berjanji untuk menghentikan ekspor hewan ternak secara bertahap tanpa menentukan tanggalnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kelompok Houthi Ngamuk di Laut Merah, Dunia Kena Imbasnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular