Internasional

Kacau! Jelang Gencatan Senjata, Israel Ancam Serbu Perbatasan Mesir

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 February 2024 15:35
Asap mengepul selama serangan darat Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis, seperti yang terlihat dari Rafah, selatan Jalur Gaza 29 Januari 2024. (REUTERS/Mohammed Salem)
Foto: Asap mengepul selama serangan darat Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis, seperti yang terlihat dari Rafah, selatan Jalur Gaza 29 Januari 2024. (REUTERS/Mohammed Salem)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah kantong Palestina di Mediterania, Gaza, masih terus berkecamuk. Ini terjadi setelah Israel meluncurkan kampanye bombardir besar-besaran di wilayah itu dengan dalih untuk menghancurkan kelompok milisi Hamas.

Saat ini, situasi masih belum menentu di wilayah itu. Terbaru, baik Hamas dan Israel disebutkan mulai seprinsip untuk penghentian pertempuran sementara.

Qatar, yang merupakan mediator Hamas dan Israel, menyebutkan bahwa mereka semakin dekat dengan jeda enam minggu dalam perang dan pertukaran sandera-tahanan. Ini terjadi setelah pejabat Doha bersama Amerika Serikat (AS) dan Mesir bertemu dengan pejabat intelijen Israel di Paris pada hari Minggu.

"Usulan itu telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami mendapat konfirmasi awal yang positif dari pihak Hamas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, di Washington, Kamis (2/2/2024).

Sumber Hamas mengatakan kepada AFP bahwa rencana tiga tahap itu akan dimulai dengan penghentian awal pertempuran selama enam minggu sehingga akan menghasilkan lebih banyak pengiriman bantuan ke Jalur Gaza.

"Hanya perempuan, anak-anak dan laki-laki sakit berusia di atas 60 tahun" yang ditahan oleh militan Gaza yang akan dibebaskan pada tahap tersebut sebagai ganti tahanan Palestina di Israel," kata sumber tersebut, yang meminta tidak disebutkan namanya karena sensitifnya pembicaraan tersebut.

Sebelumnya, Qatar memediasi jeda satu minggu dalam pertempuran yang dimulai pada bulan November. Jeda tersebut dilakukan berdasarkan pembebasan sejumlah sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober serta bantuan yang dapat secara aman memasuki Gaza.

Sementara itu, pemimpin Hamas yang saat ini berbasis di Qatar, Ismail Haniyeh, diperkirakan berada di Kairo pada hari Kamis atau Jumat untuk melakukan pembicaraan mengenai usulan gencatan senjata.

Meski begitu, pihak Israel nyatanya masih berniat untuk semakin dalam masuk ke Gaza. Tel Aviv menyatakan bersiap untuk melancarkan perangnya di Gaza lebih jauh ke Selatan, tepatnya ke wilayah Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan pada hari Kamis (1/2/2024) bahwa keberhasilan dalam perang melawan militan Palestina di kota Khan Younis di Gaza selatan, tempat Israel melancarkan serangan darat besar-besaran pekan lalu, berarti pasukannya dapat maju ke Rafah.

"Kami mencapai misi kami di Khan Younis, dan kami juga akan mencapai Rafah dan menghilangkan unsur-unsur teror yang mengancam kami," kata Gallant dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Serangan Israel ke wilayah Gaza dipicu oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap Negeri Yahudi itu. Ini mengakibatkan kematian sekitar 1.163 orang, sebagian besar warga sipil.

Milisi Gaza itu juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 dari mereka masih berada di Gaza termasuk sedikitnya 27 orang yang diyakini tewas.

Akibat serangan ini, Israel melancarkan serangan udara, darat dan laut yang telah menewaskan lebih dari 27.000 orang di Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdamaian Israel-Hamas di Depan Mata, Nasib Gaza Segera Ditentukan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular