Internasional

Mayday Mayday! Negara NATO Ini Bersiap Perang Lawan Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
02 February 2024 14:28
Jet tempur Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Kerajaan mengawal sebuah pesawat angkut, di atas Rumania timur, Jumat, 27 April 2018. Skuadron Inggris yang terdiri dari empat jet tempur dan 160 personel menerima sertifikasi resmi untuk misi polisi udara yang diperkuat di perbatasan timur NATO di Mihail Pangkalan udara Kogalniceanu, dekat kota pelabuhan Constanta di Laut Hitam. (File Foto - AP Photo/Vadim Ghirda)
Foto: Jet tempur Eurofighter Typhoon Angkatan Udara Kerajaan mengawal sebuah pesawat angkut, di atas Rumania timur, Jumat, 27 April 2018. (File Foto - AP/Vadim Ghirda)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Rusia dan aliansi militer Barat pimpinan Amerika Serikat (AS), NATO, masih terus menerus meruncing. Bahkan, keduanya disebut dalam ancaman perang langsung pasca perang Moskow dengan Ukraina, yang disokong aliansi itu.

Kepala Pertahanan Rumania, Jenderal Gheorghita Vlad, mengatakan bahwa Bucharest, yang menjadi anggota NATO, menghadapi kemungkinan perang dengan Rusia. Ia mengatakan pihaknya akan tindakan atas ancaman seperti itu dengan serius.

"Federasi Rusia telah menjadi masalah bagi tatanan dunia, bagi demokrasi. Faktanya, ini adalah perang Rusia dengan dunia demokrasi. Ini bukan perang dengan Ukraina," katanya dikutip Newsweek, Jumat (2/2/2024).

"Jika Presiden Rusia Vladimir Putin menang di Ukraina, target utamanya adalah Republik Moldova. Kita akan menyaksikan ketegangan di Balkan Barat. Saya sangat yakin bahwa kebijakan Presiden Putin akan meningkat dalam waktu dekat."

Peringatan Vlad menyusul pernyataan yang dibuat pekan lalu oleh Jenderal Patrick Sanders, panglima militer Inggris, di mana ia meminta pihak berwenang Inggris untuk mempersiapkan mobilisasi massal karena kemungkinan konflik Rusia saat ini di Ukraina meluas ke negara lain.

Sebelum Sanders memberikan komentarnya, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan serangan Rusia terhadap NATO mungkin terjadi dalam "lima hingga delapan tahun" ke depan. Laksamana Belanda Rob Bauer mengatakan bulan lalu bahwa NATO perlu siap tempur.

Rusia dengan keras membantah rencana tersebut dan menyebut klaim tersebut sebagai hoaks. Presiden Putin menegaskan bahwa negaranya tidak mempunyai kepentingan secara geopolitik, ekonomi, atau militer dalam melancarkan perang melawan NATO.

"Kami lebih memilih untuk mengembangkan hubungan dengan blok itu," paparmya dikutip Russia Today.

Sementara itu, NATO pada pekan lalu meluncurkan latihan yang dinamakan Steadyfast Defender 2024. Latihan tersebut, yang dianggap sebagai latihan terbesar NATO dalam beberapa dekade terakhir, melibatkan sekitar 90.000 tentara dari seluruh 31 negara anggota serta Swedia.

Menurut Panglima Tertinggi NATO untuk Eropa Christopher Cavoli, latihan itu akan berlangsung hingga Mei.

Tercatat juga bahwa sekitar 1.100 kendaraan tempur, termasuk 133 tank dan 533 kendaraan tempur infanteri, serta lebih dari 50 kapal angkatan laut dan 80 helikopter, drone, dan jet tempur akan ambil bagian dalam latihan tersebut.

Mengomentari latihan perang tersebut, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menekankan bahwa NATO selalu dimaksudkan sebagai instrumen konfrontasi yang dikendalikan oleh Washington. Menurutnya, hal ini sangat mengancam Rusia.

Peskov menambahkan bahwa Moskow akan terus mengambil tindakan yang sesuai sebagai tanggapannya, terutama ketika NATO terus memperluas infrastruktur militernya menuju perbatasan Rusia.

"Aliansi ini, pada kenyataannya, disusun, dibentuk, dikonfigurasikan, dan saat ini dikelola oleh Amerika Serikat justru sebagai instrumen konfrontasi. Instrumen ini terus menjalankan perannya dan, tentu saja, ini merupakan ancaman bagi kami," katanya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NATO Respons Resmi Rudal Putin Tembus Negara Anggotanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular