
Begini Bahayanya di Balik Tabungan Wong Cilik yang Melambung

Jakarta, CNBC Indonesia - Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan pertumbuhan tabungan dengan nilai di bawah Rp 1 juta mengalami peningkatan di akhir tahun 2023. Pengamat menilai ada bahaya di balik cepatnya pertumbuhan tabungan wong cilik ini.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan percepatan pertumbuhan tabungan kelas bawah RI ini salah satunya didorong oleh pemberian bantuan sosial (bansos) pemerintah yang masif di akhir tahun 2023. Dia menilai pemberian bansos dalam jumlah masif ini berkaitan dengan tahun politik 2024.
Bhima khawatir pemberian bansos yang jor-joran ini akan membuat masyarakat tingkat bawah terlena. Ketika tahun politik berakhir, mereka yang biasanya mendapatkan bansos akan kembali kesulitan memenuhi biaya hidupnya.
"Ini tahun politik bansosnya lagi banyak, apa yang akan terjadi pada 2025 atau setelah pemilu, pastinya anggaran bansos dipangkas untuk membiayai program presiden terpilih, mereka yang sudah terbiasa teriam bansos bisa kembali makan tabungan," kata Bhima dikutip Jumat (2/2/2024).
Sebelumnya, LPS mencatat tabungan dengan nilai di bawah Rp 1 juta tumbuh cepat di angka 5,7% secara year on year pada 2023. Pertumbuhan itu lebih cepat ketimbang di bulan November yang sebesar 2,17%. Pertumbuhan tersebut juga lebih besar ketimbang kelas tabungan di atasnya, seperti untuk tabungan Rp 1-5 juta tumbuh 4,6%; tabungan Rp 50-100 juta tumbuh 3,4%.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE) Mohammad Faisal menilai pertumbuhan tabungan kelas bawah tersebut sebenarnya masih dalam taraf normal. Dia mengatakan kondisi ekonomi domestik yang sedang stabil di kisaran 5%, membuat tabungan kelas bawah yang cenderung sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar domestik memiliki kecenderungan untuk naik.
"Ekonomi domestik sepanjang tumbuh masih 5% umumnya yang rekening di bawah Rp 100 juta akan terus positif, tapi kalau kita lihat peningkatannya sebenarnya tidak terlalu besar," kata dia.
Faisal mengatakan kendati mengalami kenaikan, sesungguhnya tabungan kelas di bawah Rp 100 juta ini sangat rentan terhadap krisis. Ketika kondisi ekonomi dalam negeri sedang tidak baik-baik saja, kata dia, maka pemilik tabungan kecil inilah yang paling terdampak.
"Begitulah biasanya yang di bawah Rp 100 juta, dia tidak akan naik tajam, tapi begitu ada krisis dia yang akan turun tajam seperti saat Covid," kata dia.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Waspada! Simpanan Orang Kaya Turun