Kubu Anies & Ganjar Tuding Bansos Jokowi Telah Dipolitisasi

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
01 February 2024 06:55
Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan bersalaman dengan Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dalam Penguatan Antikorupsi bagi calon Presiden dan Calon Wakil Presiden periode 2024 pada Rabu, (17/1/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan bersalaman dengan Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dalam Penguatan Antikorupsi bagi calon Presiden dan Calon Wakil Presiden periode 2024 pada Rabu, (17/1/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim kampanye calon presiden nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo satu suara mengenai langkah Presiden Jokowi yang rajin menebar bantuan sosial menjelang Pemilihan Presiden 2024. Kedua tim sepakat menilai bahwa bansos telah dipolitisasi.

Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pemberian bansos menjelang Pilpres hanya menguntungkan satu paslon, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. "Jadi kita lihat ini memang menguntungkan paslon 02, karena asosiasi beliau ini adalah ayah dari Mas Gibran," kata juru bicara Timnas Amin, Tatak Ujiyati dalam program Your Money Your Vote di CNBC Indonesia, Rabu, (31/1/2024).

Tatak mengatakan ada sejumlah faktor yang membuatnya dapat menyimpulkan hal tersebut. Dia mencontohkan mengenai Bantuan Langsung Tunai mitigasi risiko pangan yang akan disalurkan kepada 18,8 juta penerima pada Februari 2024.

Menurutnya, BLT tersebut seolah diberikan untuk menanggulangi dampak kemarau panjang akibat El Nino. Padahal, kata dia, dampak El Nino sudah berakhir.

"Kita lihat BMKG menyebutkan dampak El Nino berakhir di awal Februari, sehingga ketika BLT digelontorkan sekarang maka ini menjadi pertanyaan kenapa sekarang? Kenapa dirapel sekarang ketika dampak El Nino sudah tidak ada?" kata dia.

Selain itu, Tatak juga mempertanyakan metode penyaluran bansos dari pemerintah Jokowi. Bansos, kata dia, disalurkan menggunakan tas yang bertuliskan bantuan presiden. Padahal, kata Tatak, uang untuk menyediakan bantuan tersebut berasal dari APBN, bukan dari presiden.

"Ini bukan bantuan dari presiden sebagai individu, tapi uang rakyat dari APBN, sehingga kalau mau adil ini tulisannya bantuan dari rakyat atau bantuan dari pemerintah RI," kata dia.

Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md menilai bansos telah dijadikan alat politik. Wakil Ketua TPN, Rambun Tjajo mengatakan bansos akan menguntungkan pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.

"Bansosnya tidak kita persoalkan, yang kita persoalkan jangan ini dijadikan alat politik," kata Rambun dalam program yang sama.

Rambun menegaskan kubu Ganjar-Mahfud sangat mendukung pemberian bansos kepada masyarakat miskin. Namun problemnya, kata dia, bansos seolah ingin diidentikan sebagai pemberian dari Jokowi. "Kalau soal bansos tidak ada debat harus tetap dilakukan, tapi problemnya adalah ini mulai dipersonifikasi dari Presiden Jokowi," ujar dia.

Di kubu yang berseberangan, Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menampik tudingan bantuan sosial dari Presiden Jokowi sarat muatan politik. TKN menyatakan anggaran untuk bansos telah diatur dalam APBN 2024 yang dibahas oleh semua partai politik.

"Untuk setiap angka-angka ini kan pasti diperlukan persetujuan dan itu menyangkut anggota legislatif, yang menyangkut semua anggota partai yang mendukung paslon 01, 03 maupun 02, jadi angka itu sudah masuk ke budget yang disetujui oleh berbagai macam pihak," kata juru bicara TKN, Pandu Sjahrir.

Meski demikian, Pandu mengatakan tidak terkejut apabila ada pihak-pihak yang menghubungkan pemberian bansos ini dengan kepentingan Pemilu. Menurut dia, hal itu wajar karena memang sekarang sedang masa kampanye.

"Menurut saya ini semua positif kalau berkoar-koar, no surprise karena memang lagi kampanye, saya malah surprise kalau enggak ada yang berkoar-koar, jadi ini adalah bagian dari pesta demokrasi kita, ada yang bicara abc lumrah," kata dia.

Pandu mengatakan justru senang karena program bantuan sosial mendapatkan sorotan. Karena dengan demikian, kata dia, perdebatan Pemilihan Presiden lebih substansial ketimbang hanya memperdebatkan mengenai identitas calon.

"Malah saya senang diskusinya sekarang lebih substansial, daripada sekedar orang baik atau orang tidak baik," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos Tanpa Risma, Ini Kata Istana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular