Cara Lama Ini Bisa Selamatkan RI dari 'Kutukan' Impor LPG

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
31 January 2024 21:40
Pekerja mengangkat Elpiji di Distributor Gas Elpiji 3Kg Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu, (4/3). Pemerintah berencana melakukan impor LPG dari Aljazair, tepatnya dari perusahaan migas nasional Sonatrach
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempunyai strategi untuk menekan ketergantungan terhadap impor LPG 3 kilogram (Kg). Strategi yang dimaksud yakni mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, yang sebenarnya sudah lama jadi rencana.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad mengatakan pemerintah tengah mengupayakan agar gas bumi yang diproduksikan di dalam negeri dapat menggantikan LPG untuk kebutuhan memasak. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur gas bumi perlu menjadi prioritas.

"Ini memang harus disubstitusi produk gas yang kita impor dengan yang kita hasilkan," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Rabu (31/1/2024).

Di sisi lain, Former Chairman Indonesian Gas Society, Didik Sasongko Widi menyebut Indonesia setidaknya harus mengimpor LPG sekitar 6,8 juta ton per tahunnya. Sehingga dengan adanya pemanfaatan gas bumi secara masif, hal itu akan turut menekan impor LPG.

"Kalau di Jawa sudah ada Cisem tersambung kemudian ada gas kota itu menjadi sangat luas itu mungkin paling tidak saya yakin bisa dikurangi 50% itu sangat mengurangi impor dan kita bisa utilisasi gas kita LNG daripada diekspor kita gunakan di dalam negeri karena tetap saja lebih murah gas alam daripada LPG," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji berharap melalui program jargas dapat menekan impor LPG yang selama ini membebani keuangan negara. Program jargas diharapkan dapat mengurangi subsidi 3 kg LPG senilai Rp 0,63 triliun per tahun dan menghemat devisa impor LPG Rp 1,08 triliun per tahun.

"Karena kita ingin kurangi subsidi LPG 3 kg targetnya Rp 0,63 triliun per tahun atau dan menghemat devisa impor Rp 1,08 triliun per tahun," kata Tutuka dalam Konferensi Pers, Selasa (16/1/2024).

Tutuka mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya menyambungkan pipa transmisi gas bumi dari pulau Aceh hingga pulau Jawa. Hal ini dilakukan guna mengakomodir banyaknya temuan gas jumbo seperti di wilayah Andaman, perairan Aceh dan Blok Agung I dan Agung II di utara Bali dan Lombok.

"Jadi hal itu pemerintah berupaya besar bisa sambungkan Aceh ke Jatim," kata Tutuka.

Berdasarkan paparannya, apabila pipa gas sudah tersambung dari Sumatera hingga Jawa Timur, maka akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) melalui pipa Cirebon-Semarang (Cisem) sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan melalui pipa Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600 ribu SR.

"Jadi nanti diharapkan gas yang telah terproduksi saat ini di sekitar Andaman utaranya Sumatera bisa dimanfaatkan. Sehingga pembangunan pipa ini bisa murah sampai di konsumen. Bisa untuk industri, listrik, komersial, dan Rumah Tangga," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh, 77% LPG di RI Berasal dari Impor!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular