Heboh Isu Sri Mulyani Cs Mundur, Ini Kata Jokowi Sampai Luhut

Redaksi, CNBC Indonesia
30 January 2024 11:55
Suasana Rapat Kabinet Terbatas Terkait KEMPPKF 2024. (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)
Foto: Suasana Rapat Kabinet Terbatas Terkait KEMPPKF 2024. (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu rencana 15 menteri Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo mau mundur telah membuat was-was investor, menurut berbagai ekonom di Indonesia.

Chief Economist Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian mengatakan, nilai tukar rupiah yang telah diperdagangkan ke level 15.600 dan terendah Rp 15.845 per dolar AS sepanjang minggu lalu, salah satunya disebabkan sentimen negatif para pelaku pasar keuangan dari isu mundurnya para menteri itu.

"Yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah isu menteri yang akan mundur," ungkap Fakhrul kepada CNBC Indonesia TV dikutip Selasa (30/1/2024).

Selain nilai tukar rupiah yang terdampak isu mundurnya para menteri Jokowi ini, sepanjang pekan lalu imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 10 tahun juga meningkat 5,1 basis poin menjadi 6,674%, dari sebelumnya pada perdagangan dua pekan lalu yang di level 6,623%. Imbal hasil yang naik menandai harga SBN yang jatuh karena investor menjual SBN.

Tak terkecuali aliran modal asing yang sepekan lalu terus keluar dari pasar keuangan domestik. Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 22 - 25 Januari 2024, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp3,2 triliun terdiri dari jual neto Rp3,31 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp0,52 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Aksi jual neto investor asing berbanding terbalik dari pekan sebelumnya yang menunjukkan net buy sebesar Rp 7,66 triliun pada 15-18 Januari. Kendati outflow pada pekan lalu, investor asing sepanjang Januari tercatat beli neto Rp7,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp7,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp18,92 triliun di SRBI.

"Jadi kalau ada trigger negatif gampang keluarnya tapi kalau OK ya bisa masuk lagi. (Investor) cari aman, masuk ke instrumen jangka pendek," ujar Ekonom Senior Bank Central Asia, Barra Kukuh Mamia

Isu mundurnya beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju yang mengganggu sentimen pelaku pasar keuangan itu pun sebenarnya telah direspons Presiden Joko Widodo dan kalangan menteri koordinator. Jokowi menegaskan bahwa jajaran menteri di kabinetnya saat ini masih tetap bekerja sebagaimana biasanya, termasuk mengikuti rapat dengan nya.

"Menteri tiap hari kita ratas, tiap hari kita rapat terbatas, tiap hari kita rapat internal, tiap hari dengan semua menteri, atau dengan sebagian menteri," ujar Presiden dalam keterangannya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (20/01/2024).

Lebih lanjut, Kepala Negara menekankan bahwa kabinet intens melakukan rapat yang dihadiri para menteri. Menurutnya, dalam setiap rapat tersebut tidak pernah ada masalah.

"Kita tiap hari dari pagi, siang, malam kita rapat paripurna, rapat internal, rapat terbatas selalu enggak pernah ada jedanya setiap jam, setiap dua jam gonta-ganti rapat, gonta-ganti menteri juga enggak ada masalah," tegas Jokowi.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengaku telah mendengar kabar tersebut, terutama Mahfud. Bahkan ia menyinggung sudah ada menteri yang ditawarkan namun tak mundur-mundur.

"Silahkan saja mundur, sudah ditawarin mundur nggak mundur-mundur," ungkap Luhut di kantornya, Jumat (26/1/2024)

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, isu 15 menteri yang berencana mundur itu tidak berdasar. Situasi kabinet menurutnya juga masih biasa-biasa saja, tidak ada kegentingan yang membuat para menteri itu akan mundur.

"Tidak ada. Situasi biasa-biasa saja," kata Airlangga kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/1/2024).

"Karena kan hampir semua menteri kabinet berkawan sama saya, jadi saya tahu semuanya," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Ekonom senior yang juga merupakan salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri lah yang mengungkapkan setidaknya ada 15 menteri yang siap mundur dari Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dia menyebutkan, total ada 15 menteri yang berpotensi mundur, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Faisal menjabarkan, selain dua orang itu, akan ada lima orang menteri yang berasal dari partai politik PDI Perjuangan, lalu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Suharso Monoarfa, dan dua menteri dari PKB.

Selanjutnya, ada satu menteri dari NasDem, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Kemudian, ada pula Menteri ESDM Arifin Tasri, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

"Kira-kira 15 lah," kata Faisal dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia, seperti dikutip Jumat (19/1/2024).

Sejumlah menteri yang disebutkan namanya itu pun telah merespons isu yang dihembuskan Faisal itu. Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak pernah membenarkan atau membantah dirinya akan mundur, ia hanya mengatakan hingga saat ini masih bekerja sebagai menteri.

"Masak? ini masih kerja," kata Sri Mulyani. "Saya bekerja," tegas Sri Mulyani menjawab pertanyaan sama.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pun juga telah memberikan respons. Saat ditemui setelah menunaikan salat Jumat di masjid Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Basuki menjawab sejumlah pertanyaan. Salah satunya soal kesiapan PUPR menyongsong upacara 17 Agustus di IKN Nusantara, namun ketika ditanya soal isu mundur ia hanya mendengus.

"Warrgh," respons Basuki sambil terus berjalan memasuki kantornya.

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD merupakan menteri Jokowi yang paling jelas menyatakan siap mundur dari kursinya saat ini sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).

Pasangan Ganjar Pranowo tersebut blak-blakan soal rencananya mengundurkan diri saat ditanya seorang warga di Semarang dalam acara 'Tabrak Prof!' pada hari ini, Selasa (23/1/2024).

"Pada saat yang tepat nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik," ujarnya.

Terkait sejumlah menteri dari partai PDI Perjuangan yang berencana mundur, salah satunya direspons oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas yang juga merupakan politikus PDI Perjuangan.

Sebetulnya, saat ditanya sejumlah wartawan di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2024) terkait isu menteri PDI Perjuangan mau mundur, Anas enggan berkomentar banyak. Ia hanya mengaku tak mengerti rencana itu dan tidak mendengar adanya keinginan mundur dari jajaran menteri itu. "Nggak ngerti saya, nggak denger," kata Anas,


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jika Sri Mulyani Cs Tinggalkan Jokowi, Bagaimana Ekonomi RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular