Lika-Liku Perjalanan Pencaplokan Divestasi 14% Saham Vale oleh RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Senin, 26/02/2024 11:20 WIB
Foto: Area pertambangan PT Vale Indonesia tbk. (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. (CNBC Indonesia/Lucky Leonard Leatemia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID sebentar lagi bakal menggenggam kepemilikan saham mayoritas di PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Ini menyusul penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham divestasi 14% yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin (26/2/2024) sore ini.

Adapun, dengan adanya penambahan saham sebesar 14% tersebut, saham Vale yang dimiliki Indonesia secara total akan menjadi 55%. Saham ini terdiri dari 21,18% yang dimiliki publik melalui Bursa Efek Indonesia dan 34% saham milik MIND ID.

Pekan lalu, Menteri BUMN Erick Thohir buka suara perihal divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Dimana, divestasi 14% saham untuk MIND ID sudah disepakati dan akan ditandatangani pada Senin ini. "Yang pasti kesepakatan penandatanganan itu Senin, jam 4 sore, akan disaksikan oleh Pak Arifin (Menteri ESDM), Pak Bahlil (Menteri Investasi) juga pak Luhut (Menko Marves) dan saya," ujar Erick saat ditemui di Menara Danareksa, Selasa (20/2/2024).


Sayangnya Erick enggan mengungkapkan berapa harga divestasi saham 14% tersebut. Mengingat dalam proses ini pemerintah selalu mengedepankan B2B. "Saya gak mau komen mengenai harga, karena kan selama itu belum ada di black and white. Saya gak bisa komen apalagi kan ini perusahaan Tbk," tambahnya.

Pembahasan Alot

Jika menengok ke belakang, proses divestasi Vale kepada MIND ID ini mempunyai perjalanan yang cukup panjang dan berliku. Bahkan Erick mengakui negosiasi pengambilalihan saham tersebut terbilang sedikit alot.

Tak hanya Erick, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mengakui diskusi mengenai pelepasan saham PT Vale Indonesia ke MIND ID memang berjalan alot.

Namun, ia memastikan apabila Vale sudah melakukan pelepasan saham sesuai syarat yang ditentukan, pemerintah akan memberikan perpanjangan izin usaha pertambangan yang akan berakhir pada 2025 mendatang. Terlebih Vale juga berjanji tak akan memberikan harga yang mahal.

"Ini yang masih tersendat masalah B2B, kalau dari sektor minerba-nya sendiri sih udah gak ada masalah ya, begitu terselesaikan ya ini otomatis akan selesai," kata Arifin.

Tak berselang lama, Arifin pun membeberkan bahwa keputusan akhir mengenai akuisisi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) oleh MIND ID sudah menemui titik temu. Kedua perusahaan telah sepakat mengenai harga saham yang dilepas sebesar 14%. Nilai akuisisi saham disepakati di bawah harga saham Vale saat ini atau sekitar Rp 3.000/lembar saham.

"Di bawah itu (harga saham Vale) intinya Rp 3.000-an lebih sedikit," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas Jakarta, dikutip Senin (19/2/2024).

Arifin menyebut harga ini sudah mencakup diskon dari harga pasar. Ia mengungkapkan finalisasi divestasi saham Vale akan segera diumumkan dalam waktu beberapa hari ke depan. "Kita berharap dalam beberapa hari ini (diteken). Kita tunggu kan beberapa hari ini mudah-mudahan hari Senin bisa rampung, tim nya lagi kerja. Sabar," ujarnya pekan lalu.

Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat memprediksi MIND ID bakal merogoh kocek sekitar Rp 3-4 triliun untuk aksi korporasi ini. Hal itu dengan perhitungan harga 14% saham yang dilepas Vale dipatok sekitar Rp 3.400-3.800 per saham. "Kalau jadinya Rp 3400-3800 per saham dan porsi saham 14% kurang lebih sekitar Rp 3-4 triliun," kata Teguh kepada CNBC Indonesia, Senin (19/2/2024).

Dulu Hanya 11%

Sebagai informasi, awalnya Vale hanya akan melepas saham 11% kepada MIND ID. Ini terkait dengan kewajiban divestasi 51% saham Vale kepada Indonesia, sebelum Vale mengajukan perpanjangan.

Namun demikian, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Hariyadi menilai pengambilalihan 11% saham Vale masih belum memenuhi syarat.

Menurut Bambang, hal tersebut terjadi lantaran pemerintah Indonesia melalui MIND ID saat ini baru memegang kepemilikan saham Vale sebesar 20%. Dengan demikian, apabila Vale menawarkan sahamnya sebesar 11% untuk diambil negara, maka sejauh ini baru 31% saham yang dipegang pemerintah Indonesia.

Bambang menjelaskan kondisi tersebut terjadi lantaran kepemilikan saham publik sebesar 21,18% di PT Vale Indonesia tidak jelas asal usulnya. Bahkan berdasarkan informasi yang diperoleh, saham publik tersebut diduga bukan dikuasai oleh pasar domestik melainkan perusahaan cangkang milik Vale sendiri.

"Apakah Pak Menteri sudah cek infonya bukan dikuasai pasar domestik mereka pakai cangkang perusahaan domestik infonya itu yang memiliki saham 20 persen," kata Bambang dalam Rapat Kerja bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif, Senin (5/6/2023).

"Bahkan terindikasi itu dana pensiun PT Sumitomo padahal PT Sumitomo sendiri sudah memiliki saham yg tercatat di Vale. Jadi menurut kami palsu-palsu yang 20 persen di publik ini, 80 persen mereka juga dengan baju publik," tambah Bambang.

Oleh sebab itu, Bambang mendorong pemerintah untuk dapat mengambil alih kepemilikan saham 51% milik PT Vale Indonesia sepenuhnya. Dengan catatan, saham milik publik sebesar 20% harus jelas terlebih dahulu asal-usulnya.

Selain itu, ia juga menyoroti PT Vale Indonesia yang hingga kini masih menahan dividen ke negara. Padahal negara melalui MIND ID sudah melakukan pembelian saham sebesar 20% sejak 2021 lalu. "Sampai sekarang belum keluarkan dividen masih ditahan, nah ini lah kenapa kita mendorong MIND ID harus jadi saham pengendali karena salah satu kelemahan ketika kita bukan saham pengendali semua kewenangan dikendalikan oleh yang memiliki saham mayoritas," kata dia.

Sebagaimana diketahui, kepemilikan saham Vale di Indonesia melalui MIND ID saat ini baru sebesar 20%, dan sekitar 21,18% tersebar di pasar saham Indonesia. Artinya, jika penambahan saham hanya 14%, maka MIND ID akan memiliki 34% saham Vale.

Sementara, pemegang mayoritas saham Vale sendiri saat ini dipegang oleh Vale Canada Limited (VCL) dengan komposisi 43,79% saham, kemudian Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) sebesar 15,03%.

Namun masih belum pasti, saham milik siapa yang akan dikurangi, apakah hanya milik VCL atau bersama saham milik Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Restu Widiyantoro Ditunjuk Jadi Direktur Utama PT Timah (TINS)