Tekan Impor LPG, RI Bakal Genjot Gas Habis-habisan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya menekan ketergantungan terhadap impor LPG 3 kilogram (Kg). Salah satunya dengan menggenjot pemanfaatan gas bumi melalui program jaringan gas (jargas).
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad menyampaikan pemerintah berupaya agar gas bumi yang diproduksikan di dalam negeri dapat menggantikan LPG untuk kebutuhan memasak. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur gas yang cukup masif menjadi kunci.
Adapun, saat ini pemerintah tengah bersiap untuk melanjutkan pembangunan pipa Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2, setelah pembangunan pipa Cisem tahap 1 selesai dikerjakan. "Ini memang harus disubstitusi produk gas yang kita impor dengan yang kita hasilkan," ujarnya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (29/1/2024).
Former Chairman Indonesian Gas Society, Didik Sasongko Widi menyebut setiap tahunnya Indonesia harus mengimpor LPG sekitar 6,8 juta ton. Oleh sebab itu, dengan adanya pemanfaatan gas bumi secara masif akan turut menekan impor LPG.
"Kalau di Jawa sudah ada Cisem tersambung kemudian ada gas kota itu menjadi sangat luas itu mungkin paling tidak saya yakin bisa dikurangi 50% itu sangat mengurangi impor dan kita bisa utilisasi gas kita LNG daripada diekspor kita gunakan di dalam negeri karena tetap saja lebih murah gas alam daripada LPG," kata dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan kehadiran proyek interkoneksi gas antar pulau diharapkan dapat mengurangi beban negara dalam mengimpor LPG 3 kg. Terlebih impor LPG Indonesia saat ini berkisar di level 5-6 juta ton per tahun.
Menurut dia, dengan adanya interkoneksi gas ini diharapkan suplai gas bumi yang terdapat di beberapa wilayah kerja migas dapat disalurkan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan gas. Selain itu, diharapkan dapat suplai gas ini dapat terkoneksi dengan proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga.
"Jaringan gas ini sangat diperlukan karena di banyak negara banyak memanfaatkan gas alam untuk sumber energi rumah tangga. Kenapa harus kita lakukan karena kita harus hemat devisa impor lpg kita 5-6 juta ton per tahun," kata dia dalam Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, Senin (15/1/2024).
Selain menghemat devisa, penggunaan jargas untuk rumah tangga juga dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan sumber energi yang cukup praktis. Pasalnya, jargas berbeda dengan tabung LPG 3 kg, ketika habis gasnya harus mencari penggantinya.
(pgr/pgr)