
AS di Ambang Perang dengan Iran, Israel Sudah Duluan

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Serangan pesawat tak berawak di sebuah pangkalan di Yordania menewaskan tiga tentara Amerika pada Minggu (28/1/2023), dan Presiden Joe Biden menyalahkan militan yang didukung Iran serta berjanji untuk meminta pertanggungjawaban mereka.
Ini adalah pertama kalinya personel militer Amerika terbunuh oleh tembakan musuh di Timur Tengah sejak dimulainya perang Israel dengan Hamas yang didukung Iran, dan insiden tersebut akan makin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dan memicu ketakutan akan konflik yang lebih luas yang melibatkan langsung Teheran.
"Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," kata Biden dalam sebuah pernyataan mengenai serangan itu, dan berjanji untuk meminta pertanggungjawaban "semua pihak yang bertanggung jawab pada waktu dan cara yang kita pilih."
Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris diberi pengarahan pada Minggu sore mengenai serangan yang dilakukan oleh beberapa pejabat keamanan nasional tingkat kabinet, kata Gedung Putih.
Berbicara di kemudian hari di sebuah pusat perjamuan gereja di Carolina Selatan, Biden menggandakan janjinya untuk melakukan pembalasan.
"Kami akan merespons," kata presiden kepada para hadirin, setelah mengheningkan cipta sejenak untuk mengenang tentara AS yang tewas dalam serangan itu.
Pernyataan Biden tersebut meningkatkan kembali peluang adanya perang terbuka dengan Iran. Adapun selama ini kedua negara saling tuding terkait sejumlah konflik yang muncul di Timur Tengah.
Bantahan Iran
Iran membantah pihaknya terlibat dalam serangan tersebut. Sanggahan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.
Mengutip ucapan Kaani, kantor berita resmi Teheran IRNA mengatakan Iran membantah tuduhan AS dan Inggris bahwa pihaknya mendukung milisi di balik serangan pesawat tak berawak di Yordania yang menewaskan tiga personel militer AS.
"Klaim ini dibuat dengan tujuan politik tertentu untuk membalikkan realitas di kawasan," tulis IRNA mengutip ucapan Kanaani.
Misi Iran untuk PBB juga membantahnya. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (29/1/2023) bahwa Teheran tidak terlibat dalam serangan di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah tersebut.
"Iran tidak memiliki hubungan dan tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap pangkalan AS," kata Misi Iran dalam sebuah pernyataan.
"Ada konflik antara pasukan AS dan kelompok perlawanan di kawasan, yang membalas serangan balasan," tambahnya.
Israel Vs Iran
Adapun sebelumnya, Israel telah menyatakan perang dengan Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia akan melakukan semua cara untuk "mencegah Iran memperoleh senjata nuklir" dan menegaskan bahwa Israel sudah melakukan serangan langsung terhadap Iran.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel menyerang Iran secara terang-terangan ketika dikonfirmasi oleh wartawan di Tel Aviv pekan lalu.
"Siapa bilang kami tidak menyerang Iran? Kami yang menyerang," tegas pemimpin Israel tersebut.
Israel mengeklaim bahwa Iran berencana merencanakan serangan 7 Oktober 2023 lalu, yakni saat hampir 1.200 warga Israel tewas dan banyak orang yang disandera Hamas.
Sebelumnya, Israel secara terang-terangan menuduh Iran membantu Hamas melalui uang, pelatihan dan senjata, pengetahuan teknologi, dan intelijen.
"Iran mendukung hal ini. Kami sedang berkonflik dengan Iran. Bayangkan apa yang bisa dilakukan Iran terhadap kami, untuk menghancurkan kami," kata Netanyahu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Bantah Jadi 'Otak' di Balik Serangan ke Pasukan AS di Yordania
