Internasional

Taktik Biden Cegah Kiamat, Awas Harga Gas Meledak!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
26 January 2024 18:55
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato saat acara kampanye di Gereja Mother Emanuel AME, lokasi penembakan massal tahun 2015, di Charleston, Carolina Selatan, AS, 8 Januari 2024. (REUTERS/Kevin Lamarque)
Foto: Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato saat acara kampanye di Gereja Mother Emanuel AME, lokasi penembakan massal tahun 2015, di Charleston, Carolina Selatan, AS, 8 Januari 2024. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menghentikan sementara fasilitas ekspor gas alam cair (LNG) yang baru. Keputusan tersebut menyusul rencana Washington mengatasi krisis iklim dengan mempercepat transisi dari bahan bakar fosil.

Mengutip AFP, Presiden AS Joe Biden mengumumkan komitmen ini setelah kandidat pesaingnya dari Partai Republik, Donald Trump, menyebut pemanasan global yang disebabkan oleh manusia sebagai sebuah "tipuan". Trump juga bersumpah akan menghancurkan agenda iklim lawannya dari Partai Demokrat.

"Jeda persetujuan LNG baru ini melihat krisis iklim sebagaimana adanya: ancaman nyata di zaman kita," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Kamis (25/1/2024).

"Sementara anggota Partai Republik MAGA (Make America Great Again ala Trump) dengan sengaja menyangkal betapa mendesaknya krisis iklim, pemerintahan saya tidak akan diam," Biden melanjutkan.

AS adalah eksportir LNG terkemuka di dunia, dengan rata-rata produksi 11,6 miliar kaki kubik (328 juta meter kubik) per hari menurut pelacak CEDIGAZ. Negeri Paman Sam memiliki tujuh terminal gas yang saat ini beroperasi.

Fasilitas yang terkena dampak termasuk terminal Calcasieu Pass 2 (CP2) dari Venture Global di Louisiana yang akan menjadi terminal terbesar di negara tersebut.

Meski dilakukan juga sebagai manuver politik, para ilmuwan dan aktivis lingkungan menyambut baik langkah tersebut. Dan Lashof, direktur lembaga nirlaba World Resources Institute, mengatakan bahwa Biden telah mengambil jalur yang tepat untuk mendukung pengurangan emisi di AS.

"Sangat penting dan tepat bagi pemerintah untuk melakukan tinjauan luas untuk benar-benar memahami implikasi ekspor gas alam, khususnya peningkatan kapasitas pada saat ini," katanya.

Di sisi lain, kelompok industri bahan bakar fosil bereaksi keras. Asosiasi Perminyakan Independen Amerika mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rencana tersebut akan "meningkatkan pengaruh Rusia" di pasar gas Eropa.

Namun menurut surat baru-baru ini yang dikirimkan oleh 60 anggota parlemen Eropa kepada Biden, Eropa diketahui telah mengurangi impor gasnya dari AS.

"Eropa tidak boleh dijadikan alasan untuk memperluas ekspor LNG yang mengancam iklim kita bersama dan berdampak buruk pada masyarakat AS," tulis mereka.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Beberkan Tanda Kiamat Bumi di Depan Joe Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular