Israel Mau Bentuk Zona Baru di Gaza, Hamas Blak-blakan Bilang Begini
Jakarta, CNBC Indonesia - Israel kembali membuat Hamas geram. Kali ini kelompok Palestina itu naik pitam dengan upaya Israel untuk menciptakan zona penyangga di sepanjang perbatasannya dengan Gaza.
Pejabat Hamas, Osama Hamdan, mengatakan rencana tersebut merupakan sebuah "kejahatan" dan tindakan "agresi terang-terangan" terhadap rakyat Palestina. Pernyataannya muncul menyusul laporan media yang menyebut rencana semacam itu sedang dilakukan.
Hamdan, yang tinggal di Lebanon, mengatakan kepada wartawan pada bahwa Israel "berusaha membangun sabuk keamanan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan meratakan seluruh blok pemukiman dan dengan melibas lahan pertanian dan infrastruktur sipil".
"Ini adalah kejahatan dan agresi terang-terangan terhadap tanah kami dan tempat-tempat suci kami," katanya pada Kamis (25/1/2024), seperti dikutip Al Jazeera. "Rakyat kami dan perlawanan kami akan menggagalkan upaya ini."
Hamdan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "berkhayal" dan mengatakan Gaza akan menjadi "kuburan" rencananya. Dia juga mengecam Amerika Serikat (AS) karena "memberi makan" mesin militer Israel dan keterlibatannya dalam kejahatan terhadap Gaza.
Media Israel pada Rabu (24/1/2024) melaporkan bahwa militernya bertujuan untuk menciptakan zona penyangga informal selebar sekitar satu kilometer (setengah mil) untuk mencegah penyerang mencapai komunitas Israel di dekat Gaza.
Dua saluran TV menayangkan rekaman yang menunjukkan pembongkaran terkendali terhadap beberapa bangunan di sisi perbatasan Gaza.
Gambar satelit dari Planet Labs PBC yang diambil Sabtu pekan lalu menunjukkan kerusakan yang merata pada bangunan dan lahan pertanian di daerah tersebut.
Rencana Israel di Mata Hukum Internasional
Geoffrey Nice, mantan jaksa kejahatan perang PBB, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Israel tidak memiliki dasar hukum untuk menciptakan "zona penyangga" di Gaza dengan menghancurkan rumah-rumah warga Palestina dan menyita lahan pertanian.
"Jika Anda menginginkan zona demiliterisasi yang akan dipenuhi dengan ranjau darat, mengapa tidak menempatkan zona tersebut di pihak Israel dan menghentikan orang-orang yang melintasinya?" Dia bertanya.
"Apa yang mereka usulkan, secara efektif dan sesuai interpretasi siapapun, adalah pekerjaan."
Dia mencatat lahan pertanian subur yang ingin diambil alih oleh Israel adalah "penting bagi perekonomian Gaza".
"Tapi prosesnya sudah dimulai. Sejumlah bangunan sudah rata dengan tanah. Hal ini tidak dapat dibenarkan, menurut pandangan apa pun, berdasarkan hukum internasional," kata Nice, sambil mengusulkan sanksi oleh negara-negara kuat terhadap Israel untuk menghentikan perampasan tanah.
(luc/luc)