Hilirisasi Nikel RI Lancar, Kenapa Tidak dengan Bauksit?

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
23 January 2024 17:20
Infografis, Daerah Penyimpanan Harta Karun RI
Foto: Infografis/Harta Karun RI/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) mengungkapkan alasan dibalik lancarnya hilirisasi komoditas nikel namun berbanding terbalik dengan komoditas bauksit. Terdapat beberapa kendala yang harus diperhatikan.

Pertama, hasil hilirisasi bauksit hanya dua yakni alumina dan aluminium. Hilirisasi bauksit ini harus melompat lebih tinggi dengan kadar yang mampu menyentuh 99,9%.

Hal ini berbeda dengan nikel yang memiliki beragam turunan dengan tingkat kandungan yang lebih rendah seperti feronikel.

"Kalau nikel tingkatannya banyak. Kalau bauksit tingkatannya loncat sampai alumina. Artinya tahap pertamanya alumina. Yang bisa diproduksi ke yang lain. Produksinya tingkatnya hanya satu lagi yaitu aluminium, karena sudah 99,9%. Oh begitu. Artinya kalau dipanaskan pada derajat tinggi meleleh jadi aluminium," ujar Plh. Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto dalam program Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/1/2024).

Kedua, smelter bauksit terhitung lebih mahal dan untuk balik modalnya lebih lama dibandingkan dengan nikel. "Nikel itu jadi boom dengan adanya pelarangan ekspor. Karena memang (Break Even Point) BEP-nya tidak sampai 10 tahun sudah kembali. (Sedangkan), harga alumina juga makin lama kan jauh, juga tidak sebagus-bagus amat gitu. Sehingga BEP-nya kan jadi makin panjang," tandasnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif menjelaskan, setidaknya dari 8 proyek smelter yang sedang dalam proses pembangunan, 7 proyek smelter belum menunjukkan hasil yang berarti.

"Belum, jadi namanya dari bijih bauksit masih ada 7, 1 sedang sebentar lagi berprogres, sementara 7 nya belum ada kemajuan signifikan. (Masih seperti lapangan bola) antara lain," kata Irwandy ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (19/1/2024).

Irwandy menilai pengusaha bauksit tentunya akan dirugikan sendiri apabila tidak segera menyelesaikan pembangunan proyek smelternya. Terlebih pemerintah telah memberlakukan larangan ekspor bijih bauksit ke luar negeri. "Ya nanti kan gak bisa jual mereka. Produksinya kan pasti menyesuaikan, pasti nanti berhenti mereka, (karena) gak laku," ujarnya.

Berikut 8 perusahaan yang hingga saat ini belum menuntaskan pembangunan proyek smelternya:

1. PT Quality Sukses Sejahtera berlokasi di Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi perusahaan dalam proyek ini US$ 484,3 juta.

2. PT Dinamika Sejahtera Mandiri berlokasi di Kec. Toba, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,2 miliar.

3. PT Parenggean Makmur Sejahtera berlokasi di Kec. Campaga & Cempaga Hulu, Kab. Kotawaringin Timur, Kalteng dengan rencana investasi US$ 509 juta.

4. PT Persada Pratama Cemerlang berlokasi di Kec. Meliau, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi sebesar US$ 474 juta.

5. PT Sumber Bumi Marau berlokasi di Kec. Marau dan Jelai Hulu, Kab. Ketapang, Kalbar dengan rencana investasi sebesar US$ 550 juta.

6. PT Kalbar Bumi Perkasa berlokasi di Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,58 miliar.

7. PT Laman Mining berlokasi di Kec. Matan Hilir Utara, Kab. Ketapang, Kalbar dengan rencana investasi US$ 1,05 miliar.

8. PT Borneo Alumina Indonesia Kab. Mempawah, Kalbar dengan rencana investasi US$ 831,5 juta.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hilirisasi Bauksit Mandek, Ini Biang Keroknyaa..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular