
Banyak Temuan Raksasa, Hulu Migas RI Dinilai Masih Menjanjikan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa prospek industri hulu migas di dalam negeri masih cukup menjanjikan. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya capaian investasi tahun 2023 dibandingkan 2022.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad menilai iklim investasi di hulu migas khususnya pada sektor gas masih sangat atraktif bagi perusahaan-perusahaan internasional. Ini dapat terlihat dari realisasi investasi pada 2023 yang mencapai US$ 13,7 miliar atau sekitar Rp 214 triliun.
"Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya investasi di usaha hulu pada tahun kemarin ya itu sebesar US$ 13,7 miliar itu meningkat 13% dibandingkan 2022 dan tentunya ini data lagi adalah kita punya angka RRR itu sebesar 123,5% itu artinya apa yang ditemukan lebih dari yang diproduksikan," kata Noor dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (23/1/2024).
Ditambah lagi, dalam dua tahun belakangan ini terdapat temuan gas yang cukup besar di Indonesia. Misalnya seperti di sumur Timpan-1 Blok Andaman II yang dioperasikan oleh Premier Oil, kemudian penemuan cadangan gas di Wilayah Kerja North Ganal sumur Geng North-1, Kalimantan Timur oleh Eni.
Selanjutnya, di sumur eksplorasi Layaran-1 yang berada di Blok South Andaman, sekitar 100 kilometer (km) lepas pantai Sumatera bagian utara, Indonesia oleh Perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA), Mubadala Energy. "Itu menjadi bukti bahwa prospek hulu migas di Indonesia masih sangat sangat menjanjikan," katanya.
Selain itu, untuk eksplorasi, Indonesia juga masih memiliki total sumber daya gas alam hingga mencapai 314,3 TCF. Setidaknya RI mempunyai top potential basin di tiga area, yakni Bintuni, Kutai, dan Sumatera Utara.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Apik BPH Migas 2023