Mentan Semprot Mahfud dan Cak Imin, Tak Terima Food Estate Diserang
Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Food Estate Presiden Joko Widodo panen kritik di Debat Cawapres 2024. Kedua Calon Wakil Presiden yaitu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD terang-terangan menyerang Food Estate karena dianggap merusak lingkungan hingga mengabaikan petani. Bahkan Cak Imin blak-blakan akan menyetop Food Estate.
Serangan Mahfud dan Cak Imin ke proyek Food Estate Jokowi ditanggapi Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Amran justru menyebutkan hasil dari berbagai proyek yang sedang dikerjakan di beberapa daerah telah berjalan baik dan sesuai target.
"Food Estate ini bukan proyek instan, butuh proses. Kenyataannya kita memiliki 10 juta hektare yang sebelumnya tidak dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Kami sekarang menggarap itu, butuh proses, butuh teknologi agar menjadi lahan produktif," ungkap Amran dalam keterangannya, dikutip Selasa (23/1/2024).
Sebagai contoh, saat ini Food Estate di Humbang Hasundutan seluas 418,29 hektare. Untuk Food Estate Temanggung dan Wonosobo seluas 907 hektare telah berhasil panen komoditas hortikultura, dan Kalimantan Tengah berhasil melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan hingga mampu panen padi dengan produktifitas 5 ton/hektare.
Begitu pula di Sumba Tengah NTT dan kabupaten Keerom Papua yang telah mampu panen jagung seluas 500 hektare.
"Food Estate tersebut sudah berhasil panen. FE Gunung Mas juga sudah panen jagung seluas 10 hektare dan singkong seluas 3 hektare. Kita pantau terus lahan tersebut," jelasnya.
Sebelumnya, Mahfud MD dengan tegas mengatakan proyek Food Estate gagal total.
"Kita punya program petani bangga bertani di laut jaya nelayan sejahtera jangan misal seperti Food Estate yang gagal dan merusak lingkungan yang benar aja? Rugi dong kita," ungkap Mahfud MD saat Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Cak Imin juga blak-blakan mengatakan bahwa dia akan menghentikan proyek Food Estate. Menurut Cak Imin, Food Estate terbukti mengabaikan petani dan merusak lingkungan.
"Kita sangat prihatin upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui Food Estate itu terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat, menghasikan konflik agraria bahkan merusak lingkungan," ungkap Cak Imin.
"Ini harus dihentikan," tegasnya.
(wur/wur)