Internasional

Genosida 25.000 Warga Gaza, Israel Tiba-Tiba Minta Gencatan Senjata

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 January 2024 09:05
Israel dan Hizbullah saling baku tembak di perbatasan Lebanon di tengah kekhawatiran akan meluasnya perang di Gaza. (REUTERS/Amir Cohen)
Foto: Pasukan Israel di Gaza (REUTERS/Amir Cohen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel disebut mengusulkan gencatan senjata di Gaza, Palestina. Hal ini diungkap Axios, sebagaimana dikutip Al-Jazeera, Selasa (23/1/2024).

Gencatan senjata itu akan memakan waktu lebih lama, yakni sampai dua bulan. Sebagai imbalannya, Hamas harus membebaskan lebih dari 130 tawanan yang ditahan di Gaza.

Mengutip media Israel mengungkap dokumen yang bocor, di tahap pertama, Hamas harus melepaskan tawanan yang akan berusia 60 tahun ke atas. Ini meliputi pria maupun wanita dan mereka yang membutuhkan bantuan medis.

Tahap kedua adalah mereka yang bekerja di militer Israel, perempuan (Israel) dan laki-laki yang mungkin berusia di bawah 60 tahun, tapi bukan tentara. Sementara tahap ketiga untuk tentara pria Israel.

"Kesepakatan ini akan mencakup semua tawanan. Mereka yang masih hidup dan mereka yang telah meninggal, termasuk tubuh mereka," bunyi laporan itu.

Kabinet perang perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah menyetujui kesepakatan ini sekitar 10 hari yang lalu. Mereka juga disebut telah memberikannya kepada mediator.

Hal lain yang dikatakan Israel adalah bahwa tidak akan ada pertukaran yang bersifat universal. Ini artinya tidak semua tahanan Palestina akan dibebaskan.

Namun penting untuk dicatat bahwa Hamas telah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang melibatkan pembebasan tawanan sampai perang benar-benar berakhir. Israel sendiri telah berulang kali mengatakan tak akan menghentikan peperangan, meski perlu waktu lama untuk menang.

Tekanan Warga

Proposal ini muncul di tengah tekanan warga yang makin kuat ke pemerintah Israel. Keluarga para sandera Israel melakukan aksi protes dengan duduk di depan kantor Netanyahu menuntut pembebasan segera anggota keluarga mereka, Minggu.

"Keluarga sandera melancarkan protes di Jalan Gaza di Yerusalem Barat untuk menekan pemerintah agar menegosiasikan kesepakatan dengan kelompok Palestina Hamas yang akan mengarah pada pembebasan segera orang-orang yang mereka cintai," bunyi laporan Channel 12 Israel.

Mereka mengibarkan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pembebasan para sandera. Bukan hanya itu mereka pun menuduh pemerintah Netanyahu tidak melakukan upaya signifikan untuk menjamin pembebasan mereka.

Hamas melancarkan serangan terhadap pemukiman Israel yang dekat dengan Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu. Ini mengakibatkan kematian sekitar 1.200 warga Israel, cedera sekitar 5.431 orang, dan penangkapan sandera sedikitnya 239 orang.

Hamas beralasan serangan dilakukan sebagai balasan atas pengepungan Masjid Al-Aqsa dan pendudukan Israel. Netanyahu lalu meluncurkan serangan ke Gaza, yang dikuasai Hamas hingga hingga, dan telah menewaskan 25.000 lebih warga sipil.

Sebenarnya beberapa sandera Israel telah ditukar selama jeda kemanusiaan yang berlangsung selama tujuh hari dan berakhir awal Desember. Menurut media Israel, jeda sementara itu membebaskan 105 warga sipil, termasuk 81 warga Israel, 23 warga negara Thailand, dan satu warga Filipina.

Kelompok advokasi tahanan Palestina mengatakan bahwa sebagai bagian dari jeda sementara, Israel membebaskan 240 tahanan Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak. Israel memperkirakan sekitar 136 sandera masih ditahan di Gaza, menurut laporan media dan pernyataan pejabat Israel.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar 14 Negara Tolak Gencatan Senjata Gaza & 120 Mendukung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular