Ciptakan Lingkungan Kerja Kondusif, PT GNI Lakukan Hal Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) sebagai salah satu pelaku dalam industri nikel smelting di Indonesia melaksanakan serangkaian kegiatan sehubungan dengan ketenagakerjaan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di tempat kerja pasal 2 yang menyatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat kerja dan pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja.
Oleh karena itu, perusahaan mengadakan pelatihan sertifikasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) bagi ratusan karyawan selama 2023. Selain itu, PT GNI juga mengadakan pelatihan Sertifikasi Izin Operator (SIO) Dump Truck dan Excavator. Di samping pelatihan, PT GNI juga berupaya menjaga kualitas lingkungan terutama kualitas emisi yang dikeluarkan dari cerobong smelter sesuai standar peraturan lingkungan hidup yang berlaku.
Adapun pengujian kualitas emisi sumber tidak bergerak ini diuji oleh laboratorium terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan teregistrasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo menjelaskan bahwa PT GNI menjadi salah satu yang memiliki andil besar dalam percepatan hilirisasi nikel, sehingga perusahaan terus berupaya untuk melakukan peningkatan mutu pada K3.
"Bagi kami, karyawan dan juga dukungan dari masyarakat sekitar adalah aset penting agar perusahaan dapat berjalan secara berkelanjutan. Sehingga, kami selalu berupaya untuk meningkatkan pengelolaan K3 agar aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan terus terjaga," jelas Mellysa.
PT GNI juga memberikan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh atau Medical Check Up (MCU) kepada para karyawan. Kegiatan ini pun mendapatkan apresiasi dari pada pegawai PT GNI.
"Saya sangat senang dengan adanya MCU yang diadakan PT GNI. Karena dengan adanya MCU ini saya sadar dan peduli akan kesehatan saya. Tadi saya juga sudah mengikuti berbagai tahapan dari awal sampai akhir," ungkap Divisi Plant PT GNI Richard M. Sirima dikutip belum lama ini.
Divisi Plant PT GNI lainnya, Obaja Sa'apo, juga turut memberikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. Dia mengaku senang karena telah difasilitasi oleh perusahaan dengan adanya MCU tersebut.
"Saya sangat senang dengan adanya MCU ini karena saya tidak perlu lagi ke dokter, karena PT GNI telah menyediakannya," papar dia.
Demi memperkuat pengawasan K3, PT GNI juga membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang berperan penting dalam mengawasi dan melaksanakan regulasi keamanan kerja.
Untuk diketahui fungsi P2K3 adalah membentuk kolaborasi antara pengusaha dan pekerja guna menggarap K3 dengan efektif.
Berdasarkan laporan Kemenaker, PT GNI turut aktif meminta pembinaan dan arahan serta berkoordinasi secara aktif dengan pihak-pihak terkait dalam rangka terus meningkatkan standar K3 di pabrik PT GNI. Hal ini pun menjadi upaya positif dan komitmen nyata perusahaan yang menjunjung tinggi penerapan K3.
Mellysa juga menambahkan bahwa aspek keselamatan kerja harus didukung oleh berbagai pihak salah satunya dengan adanya kesadaran diri setiap karyawan masing-masing. Sehingga keselamatan kerja tidak hanya menjadi tugas pihak K3, namun juga merupakan tanggung jawab bersama.
Sehingga, PT GNI juga secara rutin mengadakan pelatihan dan sertifikasi safety awareness bagi para pekerjanya. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja dan cara-cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Ke depannya, PT GNI akan terus berupaya dan berkontribusi positif untuk memperkuat sinergi antara perusahaan, karyawan, masyarakat, dan pemerintah agar penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dapat selalu dipertahankan. Dengan demikian, industri smelter nikel di Indonesia akan semakin berkembang pesat dan dapat meningkatkan perekonomian nasional.
(rah/rah)