
Kerja Konkret Menhan Prabowo Modernisasi Alutsista TNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertahanan (Kemhan) di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan melanjutkan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun ini. Tentu dengan memanfaatkan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah.
Tujuannya, agar TNI memiliki kekuatan dan kesiapan operasional yang baik dalam menghadapi potensi ancaman yang terus berubah dan berkembang sesuai situasi geopolitik dan geostrategis di tingkat global dan regional.
Menhan Prabowo dalam berbagai kesempatan berjanji menyelesaikan tugas-tugas Kemhan dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista yang dibutuhkan TNI untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya ketika mengunjungi Markas Besar TNI, 30 Oktober 2019 atau sepekan setelah dilantik.
Prabowo menilai TNI dapat secara konsisten memelihara kemampuan. Namun, menurut dia, kemampuan TNI masih perlu terus ditingkatkan lagi terutama kemampuan SDM dan alutsista.
Menurutnya, TNI harus kuat baik Angkatan Darat, Angkatan Laut maupun Angkatan Udara. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menggarisbawahi dan meminta TNI untuk senantiasa waspada terhadap ancaman yang akan mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
"TNI harus kuat," tegas Prabowo.
Sejumlah kerja konkret telah dilakukan Prabowo untuk memodernisasi alutsista TNI. Salah satunya menyepakati pembelian 42 unit pesawat tempur multi-role buatan Prancis, Dassault Rafale.
Kesepakatan ini langsung disaksikan oleh Menhan Prancis, Florence Parly, dalam kunjungannya ke Jakarta, Kamis (10/2/2022). "Kemitraan strategis kita akan mendapat manfaat dari pendalaman hubungan pertahanan ini. Prancis bangga berkontribusi pada modernisasi angkatan bersenjata mitra kami, yang memainkan peran kunci di ASEAN dan di Indo-Pasifik."
Sementara itu, perusahaan pembuat Rafale, Dassault Aviation, mengatakan Rafale akan mampu menjadi armada yang diandalkan untuk kebutuhan operasional TNI AU.
"Saya yakin Rafale akan memenuhi kebutuhan operasional TNI AU, berkontribusi aktif dalam pertahanan dan kedaulatan NKRI," kata CEO Dassault Eric Trappier.
Dalam pembelian itu, Indonesia dan Prancis sepakat untuk mengaktivasi kontrak pembelian enam unit di tahap awal. Selain unit pesawat tempur, Indonesia juga akan mendapatkan pelatihan penuh dari Dassault terkait pengoperasian pesawat.
Dassault Rafale memang bukan sembarang jet tempur. Pesawat itu diklaim mampu sebagai proyeksi kekuatan dan penyebaran untuk misi eksternal, misi serangan dalam, dukungan udara untuk pasukan darat, misi pengintaian, serangan pelatihan pilot, dan tugas pencegahan nuklir.
Sejauh ini beberapa negara telah menjadi pengguna Dassault Rafale. Setidaknya Prancis, India, dan Qatar telah memarkirkan pesawat ini di hanggar mereka. Terbaru, Mesir, Yunani, dan Uni Emirat Arab juga ikut membeli pesawat tersebut.
Tidak hanya produk luar negeri, Menhan Prabowo juga berkomitmen memaksimalkan produk dalam negeri dalam mendukung pertahanan tanah air.
![]() |
Industri Pertahanan Semakin Maju
Pada Jumat (1/12/2023), Menhan Prabowo menyerahkan delapan unit helikopter angkut berat H225M, kerja sama industri antara PTDI dengan Airbus Helicopters, Prancis, kepada Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Lanud Atang Sendjaja Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Kedelapan helikopter tersebut dikirimkan secara bertahap, sejak pengiriman unit pertama pada 14 September 2023 dari Apron Hanggar Rotary Wing PTDI, Bandung, menuju Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja.
"Saya beserta seluruh jajaran akan berjuang keras untuk memperbaiki kondisi alutsista dan pelayanan yang saudara butuhkan. Mencari peralatan dan pemeliharaan yang baik, agar memiliki Angkatan Udara yang handal, unggul, tangguh dan kuat," kata Menhan Prabowo.
H225M dikenal sebagai helikopter yang aman, andal, kuat, dan serbaguna untuk berbagai misi seperti operasi khusus, SAR, evakuasi medis, pengawasan maritim, dan bantuan tembakan dari udara. Helikopter itu memiliki sejumlah fitur canggih seperti desain modular, penggunaan material komposit, avionik canggih, termasuk LCD Multi-Functions Displays, Vehicle Monitoring System dan Automatic Flight Control System.
H225M juga menggabungkan pembangkit listrik Turbomeca MAKILA 2A1 generasi baru yang memberikan kinerja tinggi dan keamanan maksimum. Sedangkan, Full Flight Simulator (FFS) H225M yang dibangun di Lanud ATS adalah Flight Simulator Training Device dengan level tertinggi dan satu-satunya di Asia Tenggara yang terkualifikasi dengan basis regulasi FAA (14 CFR Part 60).
Menhan Prabowo mendorong percepatan pembangunan industri pertahanan dalam negeri dengan mendorong pengadaan alutsista TNI yang diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri seperti PTDI, PT PAL, PT Pindad, PT Dahana, dan PT LEN. Dalam mendorong terwujudnya industri Pertahanan Nasional yang kuat, mandiri dan berdaya saing, telah berhasil merebut juara kedua atas belanja P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) Tingkat Nasional), sebagai satker dengan pagu terbesar kementerian yang telah membelanjakan untuk Produk Dalam Negeri (PDN) pada bulan Juni 2023.
Dalam meningkatkan alpalhan yang modern dan mandiri, Menhan Prabowo telah menyerahkan alpalhan kepada yang menjadi Prioritas Nasional terdiri atas:
a. TNI AD sebanyak 39 alpalhan meliputi ranpur Infantri, harwat helikopter, senjata dan amunisi.
b. TNI AL sebanyak 22 alpalhan meliputi KRI, senjata, harwat helikopter, amunisi dan alat kesehatan.
c. TNI AU sebanyak 10 alpalhan meliputi pesawat, helikopter, ransus serta peralatan personel.
Menhan Prabowo juga telah berhasil membeli dan atau dalam proses menyelesaikan kontrak pengadaan alutsista modern bagi TNI AD, TNI AL dan TNI AU antara lain:
TNI AD: Pengadaan Ranpur Badak Kanon 90mm, Ran Maung, Ranpur Anoa, Sepeda Motor (SPM) 150 cc, SPM listrik, Rantis 4x4, helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk serta upgrade helikopter Bell 412.
TNI AL: Pengadaan Kapal Offshore Patrol Vessel, Frigate, Kapal (KCR) 60, Submarine Rescue Vehicle System, dua kapal selam Scorpene asal Perancis dan refurbishment 41 KRI.
TNI AU: Pengadaan pesawat angkut berat C-130J Super Hercules, helikopter angkut berat H225M, pesawat tempur Rafale, pesawat tempur F-15EX, pesawat tempur Mirage.
Riset dan Pengembangan Kemhan
Tidak hanya itu, untuk tahun ini, Badan Penelitian Kemhan akan mengerjakan sejumlah program terkait pengembangan alutsista. Pertama, penelitian dan pengembangan pembuatan Radar GCI (Ground Controlled Interceptor). Ini masuk dalam flagship prioritas riset nasional, yang telah dikerjakan sejak 2021 dan direncanakan tuntas pada 2027.
Penelitian dan pengembangan Radar GCI telah menggerakkan industri nasional, yaitu konsorsium yang terdiri dari PT LEN, PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI), PT Lapi ITB, PT Infoglobal Teknologi Semesta (ITS), dan PT Panorama Graha Teknologi. Diharapkan, kegiatan tersebut bisa meningkatkan kapabilitas industri pertahanan serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia nasional dalam penguasaan teknologi radar.
Kedua, penelitian dan pengembangan roket. Kemhan bekerja sama dengan Konsorsium Roket, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Pindad dan PT Dahana, secara bertahap, sejak 2013 meneliti dan mengembangkan roket pertahanan ground to ground jarak 100 kilometer dengan nama R-Han 450.
Hasilnya optimal. Ditandai dengan penguasaan beberapa teknologi kunci. Harapannya, beberapa tahun ke depan, Indonesia mampu memproduksi dan mewujudkan kemandirian roket sehingga tidak tergantung lagi pada negara maju. Penguasaan teknologi roket akan menimbulkan deterrent effect (efek penggentar) bagi Indonesia.
Ketiga, pengembangan prototipe man portable surveillance radar (MPSR). Program ini di tahun 2024 memasuki tahap II-II. Dikembangkan untuk kesempurnaan fungsi dan manfaatnya bagi militer Indonesia. Output dari tahap sebelumnya yaitu kendaraan Coastal Radar, MPSR dilengkapi dengan camera thermal long range day and night, dengan cakupan area sekitar 3 Km untuk manusia, sekitar 5 Km untuk kendaraan, dan sekitar 15 Km untuk objek permukaan laut.
Menggunakan sistem mikrostript antena untuk peningkatan komponen spek militer, menggunakan komponen kelas 1, sudah menggunakan pengaturan setting noise clutter, peta dan terkoneksi GPS. Bahkan, post processing sudah bisa membedakan objek manusia, dilengkapi radio link, tersertifikasi, power optimum dan telah memiliki HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) atau hak cipta.
Kemhan juga mengembangkan smart bom. Penelitiannya memasuki tahap II-II. Bom pintar ini dikembangkan untuk pemenuhan bom di pesawat terbang tanpa awak dan di pesawat tempur TNI AU. Penting menguasai smart bomb agar dapat digunakan sebagai dasar pengembangan persenjataan lain yang dipandu menuju targetnya oleh perangkat elektronik seperti rudal. Penguasaan teknologi bom pintar diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk asing serta membangun kemandirian industri pertahanan kita.
Pemerintah juga mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan amunisi kaliber kecil. Pada 2024 dibangun sarana dan prototipe spherical powder propelan tahap IV. Sejak 2015 sampai 2020, Kemhan membangun pabrik dan fasilitas untuk produksi propelan senilai Rp 673 miliar, di area PT Dahana (Persero).
Wujudnya berupa pabrik Nitrogliserin, pabrik pemurnian Asam Nitrat dan Asam Sulfat (NAC/ SAC) serta fasilitas pendukungnya, yaitu power plant, water treatment, gedung laboratorium serta perkantoran. Fasilitas ini dibangun dengan teknologi dari BowasTec Austria. Kapasitas produksinya maksimum 5 Kg propelan, menggunakan teknik mechanical graining dengan alat jet cutting.
Sistem rudal nasional termasuk menjadi perhatian pemerintah, masuk dalam program pembinaan potensi teknologi dan industri pertahanan. Dikerjakan konsorsium BUMN dan swasta terdiri dari: PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri (Persero), PT Pindad, PT Dahana, PT Aero Terra Indonesia, PT Mulia Laksana Adhitama dan PT Infoglobal Teknologi Semesta.
Pengembangan pesawat tanpa awak oleh Kemhan sudah memasuki tahun keempat, mengakuisi teknologi dari IDS Italia sejak 2019. Fungsi teknologi itu adalah menerbangkan pesawat tanpa awak serupa drone dan menjaga komunikasinya dengan ground control system. Mulai dari fase take off, menuju lokasi misi, melakukan misi hingga kembali landing ke pangkalan.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Lakukan Serah Terima Dua KRI Baru ke TNI AL