Internasional

Kronologi Politisi Korsel Lee Jae-myung Ditikam saat Blusukan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 02/01/2024 19:40 WIB
Foto: Lee Jae-myung (via REUTERS/YONHAP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin oposisi Partai Demokrat Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung ditikam di leher oleh orang tak dikenal, Selasa (2/1/2024). Hal ini menyebabkan dirinya dilarikan ke rumah sakit.

Saat ini, sejumlah media mengatakan kondisi Lee kondusif. Penikaman terjadi beberapa bulan menjelang pemilihan parlemen nasional.


Lalu bagaimana kronologinya?

Melansir Reuters, kejadian terjadi saat Lee mengunjungi lokasi pembangunan sebuah bandara baru di Busan, Gadeokdo. Dalam sebuah rekaman video, pelaku mendekat dan meminta tanda tangan Lee ketika ia berbicara di antara kerumunan pendukung dan wartawan.

Tiba-tiba, pelaku kemudian menerjang dan menyerangnya Lee. Seorang pendukung Lee yang berada di lokasi kejadian mengatakan ada dua lusin petugas polisi yang hadir kala itu dan saat kejadian, meraka secepat kilat menundukkan pelaku.

"Penikaman menyebabkan luka sekitar 1 cm di lehernya," tulis Reuters lagi.

"Dia sadar dan menerima perawatan di rumah sakit," tambah media itu menulis seorang pejabat Partai Demokrat.

Melansir laman yang sama, penyerangnya tampaknya seorang pria berusia 50-an atau 60-an tahun. Ia mengenakan mahkota kertas dengan nama Lee di atasnya.

"Harian lokal, Busan Ilbo, pelaku masih menolak menjawab pertanyaan polisi tentang motifnya," tambah Reuters.

Siapa Lee Jae-myung?

Perlu diketahui Lee adalah mantan gubernur Provinsi Gyeonggi. Ia kalah tipis dari Presiden Korsel Yoon Suk-yeol yang merupakan politisi konservatif.

Berbeda dengan Lee, Yoon merupakan mantan kepala jaksa. Lee sendiri memimpin partai oposisi utama sejak Agustus 2022.

Saat ni, Lee sebenarnya diadili atas tuduhan suap yang berasal dari proyek pembangunan ketika dia menjadi walikota Seongnam dekat Seoul. Dia membantah melakukan kesalahan apa pun.

Yoon sendiri mengutuk serangan itu. Ia menginstruksikan agar dilakukan perawatan terbaik.

"Kekerasan seperti ini tidak boleh ditoleransi dalam keadaan apa pun," kata kantornya mengutip pernyataan Yoon.

Sejarah Kekerasan Politik Korsel

Sejak Korsel berdiri tahun 1948, negara itu dikenal memiliki sejarah kekerasan politik. Berikut adalah beberapa insiden tersebut, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Song Young-Gil (2022)

Sebelum Lee, Song Young-Gil merupakan pemimpin Partai Demokrat. Ia juga sempat diserang di Seoul oleh seorang pria tua mengenakan jubah tradisional pada 2022 lalu. Pria itu mendekatinya dari belakang dan memukul kepalanya dengan palu.

Song, yang juga menjabat sebagai manajer kampanye kepresidenan Lee pada saat itu, menjalani operasi sebelum kembali berkampanye sehari kemudian.

Media menggambarkan penyerangnya sebagai aktivis liberal yang memiliki saluran YouTube. Laporan mengatakan dia meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik latihan militer Korsel-Amerika Selatan (AS) ketika dia menyerang Song.

Song, yang sudah lama menjadi anggota parlemen, ditangkap pada Desember. Ia disebut terlibat skandal uang untuk suara terkait pemilu.

Mark Lippert (2015)

Duta Besar AS saat itu, Mark Lippert, memerlukan 80 jahitan setelah wajahnya disayat dengan pisau buah di sebuah forum yang membahas unifikasi Korea di Seoul pada 2015. Unifikasi merujuk bersatunya Korsel dan Korea Utara (Korut).

Dia menghabiskan lima hari di rumah sakit dan menjalani operasi untuk luka sepanjang 11 cm (4 inci) di sisi kanan wajahnya. Ia juga menderita luka tusuk di pergelangan tangan kirinya yang menyebabkan kerusakan saraf.

Serangan tersebut dilakukan oleh seorang nasionalis Korea yang mengatakan bahwa ia memprotes latihan militer tahunan AS-Korsel. Hal ini memicu curahan dukungan publik di Negeri Ginseng.

Sementara itu, media pemerintah Korutmengatakan serangan terhadap Lippert adalah "hukuman yang pantas" atas latihan militer tersebut. Pyongyang menyebut serangan itu sebagai "pisau keadilan".

Park Geun-Hye (2006)

Pemimpin partai oposisi konservatif saat itu, Park Geun-hye, ditikam saat menghadiri rapat umum politik. Dia menderita luka sepanjang 11 sentimeter di wajahnya yang memerlukan 60 jahitan dan membuatnya tidak bisa berbicara normal selama berminggu-minggu.

Menurut laporan media saat itu, penyerang mengatakan kepada polisi bahwa dia frustrasi. Pasalnya dirinya harus menjalani hukuman penjara karena kejahatan yang tidak dilakukannya.

Geun-Hye merupakan putri presiden Park Chung-hee yang dibunuh. Ia terpilih sebagai presiden pada tahun 2013, tetapi dimakzulkan dan dicopot dari jabatannya pada tahun 2017.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Mobil Bensin Bakal Tamat Gara-Gara Temuan Peneliti Korsel