Sri Mulyani Happy, Momok Menyeramkan di Dunia Ini Mulai Jinak

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
Selasa, 02/01/2024 13:58 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 dengan tema "Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global" di Hotel The St. Regis pada Jumat (22/12/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi menjadi momok menyeramkan di dunia. Terutama bagi negara maju seperti Amerika serikat (AS), Inggris dan kawasan Eropa, termasuk juga Indonesia.

Demikianlah diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Selasa (2/1/2024)


"Kita lihat hampir semua negara dari Inggris, AS, Eropa inflasinya sudah turun lagi ke kisaran 2%, India karena growth tinggi, agregat demand cukup hangat meningkatkan inflasi di atas 4%," jelasnya.

Indonesia, baru saja diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) inflasinya mencapai 2,61% secara keseluruhan 2023. Pada akhir 2022, inflasi Indonesia cukup tinggi imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"BPS sampaikan inflasi kita yoy 2,6% jadi Indonesia termasuk a head the curve turunkan tekanan inflasi," ungkapnya.

Meski demikian, era suku bunga acuan tinggi masih akan berlangsung lama atau dikenal dengan nama higher for longer.

"Inflasi rendah suku bunga tidak serta merta turun banyak bank sentral masih pertahankan dan tunggu beberapa saat sebelum mereka adjustmen," ujar Sri Mulyani. Diharapkan ekonomi terus membaik dan suku bunga acuan bisa kembali turun pada paruh kedua 2024.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BPS Catat RI Alami Deflasi 0,37% (mtm) di Mei 2025