
PGEO Dorong Percepatan Bisnis Lewat Kolaborasi & Ekspansi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terus mendorong akselerasi bisnis lewat sejumlah ekspansi demi menjadi world class geothermal champion. Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan ekspansi menjadi prioritas utama hingga dua tahun mendatang.
"Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini Perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation," kata Julfi dalam keterangan tertulis.
Dalam mendorong percepatan bisnisnya, PGE telah berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia. Julfi menjelaskan, pada tahun ini PGE sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD 732 ribu.
"Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia," ujar Julfi.
Di kancah global, pada tahun ini PGE agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.
Dalam pengembangan potensi panas bumi, Perseroan telah membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung.
"Perusahaan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan," ungkap Julfi.
Secara fundamental, Julfi mengatakan, pada tahun ke-17 ini Perseroan berada dalam posisi solid untuk terus berkembang.
"Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar USD 133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta," katanya.
Di tahun 2023, komitmen terhadap lingkungan dan sosial membawa Perseroan meraih skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics.
"Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGE telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis," kata Julfi.
Untuk diketahui, PGEO terus menunjukkan resiliensi serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia. Khususnya selama 17 tahun beroperasi di Indonesia.
Mengawali 2023, tepatnya pada Februari, perseroan melakukan initial public offering (IPO). Aksi korporasi terbesar ke-5 di bursa saham ini mencatatkan performa pendapatan Rp 9,05 triliun serta over subscription hingga 3,81 kali.Dalam enam bulan terakhir, data RTI mencatat saham PGEO telah naik 38,46% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 48,4 triliun.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadir untuk Negeri! Gini Cara PGEO Tekan Emisi Karbon
