Konsumsi Solar Subsidi Akhir Tahun Membludak, Lewati Kuota 4%
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan adanya peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi khususnya Solar Subsidi hingga mencapai kurang lebih 4% dari kuota yang sudah ditentukan pada tahun 2023 ini sebesar 17 juta kilo liter (kl).
"Dari perkembangan konsumsi saat ini, kami memproyeksikan ada peningkatan konsumsi 3%-4% dari kuota 2023 untuk Solar (subsidi)," ujarnya Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Rabu (27/12/2023).
Oleh karena adanya peningkatan konsumsi, Saleh bilang pihaknya akan memperketat peraturan pembelian BBM Solar Subsidi melalui program digitalisasi menggunakan QR Code. Hal itu bertujuan agar penyaluran Solar Subsidi lebih tepat sasaran.
"Prinsipnya begini, kebutuhan masyarakat harus tetap dipenuhi hingga akhir tahun, dengan pengaturan yang ketat termasuk lewat program digitalisasi atau QR code sehingga lebih tepat sasaran," tambahnya.
Dia juga menyebutkan untuk BBM bersubsidi lainnya seperti Pertalite (RON 90) saat ini dalam kondisi cukup baik dari kuota maupun pasokannya. "Sedangkan Pertalite cukup," tandas Saleh.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan, isu kuota Solar subsidi yang diprediksi akan membengkak ini telah dibahas dalam rapat tiga Menteri.
Kesimpulannya, lanjutnya, Pertamina, BPH Migas, dan pihak terkait tetap diminta berupaya mengendalikan kuota BBM ini agar tetap bisa terpenuhi.
"Adapun perkiraan angka-angkanya mengenai subsidi ini masih dalam kerangka yang ada dalam APBN, bahkan kalau kita sedikit bedakan teknikal kompensasinya lebih rendah, meski kompensasi lebih tinggi tapi secara keseluruhan masih sesuai kerangka Perpres 75 yang tadi disampaikan Bu Menkeu," jelas Isa dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Di sisi lain, lanjutnya, hingga 12 Desember 2023 masih ada sisa pagu belanja negara sekitar Rp 529 triliun. Sisa pagu ini menurutnya bisa dialokasikan untuk pembayaran subsidi dan kompensasi BBM.
"Dan di paruh kedua Desember ini ada belanja sekitar Rp 500 triliun lebih, memang sebagian besar untuk pembayaran-pembayaran subsidi dan kompensasi angka kira-kira mencapai lebih dari Rp 85 triliun untuk pembayarannya itu di paruh kedua Desember ini, itu menjadi bagian dari belanja besar yang terjadi akhir tahun," paparnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan penyaluran Solar subsidi pada tahun ini diperkirakan akan melebihi kuota yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, hal ini menjadi perhatian pemerintah.
"Solar paling mengkhawatirkan. Pertalite masih oke, LPG masih oke. Solar ini yang saya khawatirkan," kata Tutuka ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Kamis (14/12/2023).
Tutuka memastikan pemerintah akan tetap mengupayakan agar kebutuhan solar subsidi untuk masyarakat dapat terpenuhi. Meski demikian, ia tak merinci seberapa besar tambahan kuota yang dibutuhkan. "Ya kita nggak pasti (kuota), kita evaluasi lagi kan. Gak papa, tapi kita evaluasi lagi," tambahnya.
(pgr/pgr)