FOTO

Nih Penampakan Tol Terpanjang RI yang Ditinggal Konglomerat

Pool, CNBC Indonesia
Rabu, 27/12/2023 15:45 WIB

Pembangunan megaproyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) ditinggal investor, dari konsorsium BUMN dan para konglomerat. Kenapa?

1/5 Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Mundurnya para investor mulai dari para konsorsium BUMN dan konglomerat di megaproyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang memiliki panjang 206,65 km menjadi salah satu kabar yang paling mengejutkan selama tahun 2023. Nasib pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) pun jadi belum jelas. Kementerian PUPR harus melakukan tender lelang ulang untuk proyek ini. (Dok. Jasa Marga)

2/5 Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, mengungkapkan alasan akan dilakukan tender ulang ini disebabkan, tidak kunjung terjadi penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close). "Ditender ulang karena kemarin tidak financial close," kata Hedy awal Januari 2023 lalu. (PT JGC).

3/5 Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Sebelumnya konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta tertarik dengan megaproyek ini. Bahkan ada nama-nama perusahaan di balik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka. (Dok. Jasa Marga)

4/5 Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Gama Group dimiliki oleh salah satu orang paling kaya di Indonesia, pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus. Berdasarkan data real time Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar. Ia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group. (Dok. Jasa Marga)

5/5 Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)

Sedangkan ada nama Yusuf Hamka berada di balik perusahaan miliknya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana, yang merupakan BUMD Jabar. (Dok. Jasa Marga)