Potret RS Indonesia Luluh Lantak Dihantam 11 Rudal Israel
Pada Jumat (24/11) lalu, militer Israel dilaporkan untuk pertama kalinya membombardir Rumah sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza. Serangan itu terjadi sekitar pukul 05.00 pagi waktu RI. (Dok. Media Sosial)
Serangan itu menargetkan pintu masuk RS Indonesia. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza juga membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan RS Indonesia mengalami "pengeboman dahsyat". (Montaser Alsawaf/Anadolu via Getty Images)
Diketahui dalam serangan tersebut militer Israel melancarkan 11 rudal ke area RS Indonesia di Jalur Gaza dalam satu hari. Akibat serangan ini dilaporkan bahwa 12 orang tewas dan 3 orang warga negara indonesia (WNI) sempat hilang kontak selama sembilan hari. (REUTERS/Fadi Alwhidi)
Serangan militer Israel di RS Indonesia juga menyebabkan beberapa bagian dan sejumlah fasilitas mengalami kerusakan. Padahal saat itu, RS Indonesia menjadi fasilitas medis yang tersisa di Gaza sekaligus menjadi lokasi pengungsian warga Palestina. (Montaser Alsawaf/Anadolu via Getty Images)
Ruangan RS Indonesia juga nampak dipenuhi puing-puing bangunan yang runtuh pasca serang tersebut. Kondisi tersebut membuat bangsal hingga koridor yang semula menjadi tempat berlindung banyak pasien semakin terbatas. (Montaser Alsawaf/Anadolu via Getty Images)
Sebelum dibombardir Israel, RS Indonesia juga sempat mengalami krisis bahan bakar dan obat-obatan imbas blokade hingga agresi militer Israel yang menyasar ke daerah di sekeliling RS Indonesia. (REUTERS)
Para perawat dan dokter bahkan sempat melakukan tindakan perawatan korban luka dengan penerangan lampu flash dari ponsel. (REUTERS)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Kamis (21/12/2023) bahwa Gaza utara tidak lagi memiliki rumah sakit yang berfungsi karena kurangnya bahan bakar, staf dan persediaan. (Montaser Alsawaf/Anadolu via Getty Images)
Menurut WHO, hanya sembilan dari 36 fasilitas kesehatan yang berfungsi sebagian di seluruh Gaza. Adapun semua fasilitas Rumah Sakit yang berfungsi terkonsentrasi di daerah kantong selatan. "Sebenarnya tidak ada rumah sakit yang berfungsi di bagian utara," kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO di Gaza. (REUTERS)
