Internasional

Miris, Momen Natal di Tempat Kelahiran Yesus di Palestina

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Minggu, 24/12/2023 12:20 WIB
Foto: (AP Photo/Nasser Nasser)

Jakarta, CNBC Indonesia - Betlehem, Tepi Barat, Palestina, merupakan tempat yang selalu disorot saat Natal tiba. Di kota ini, Yesus Kristus lahir ke dunia.

Namun, kali ini situasi Natal sangatlah berbeda. Ini disebabkan tindakan keras Israel terhadap wilayah Tepi Barat sebagai bagian dari operasi militer mereka di wilayah Gaza untuk menumpas kelompok Hamas.

Tindakan ini pun memaksa banyak warga Kristen tidak dapat merayakan Natal bersama keluarga. Hal ini diakui salah satu warga bernama Noha Helmi Tarazi, yang menyebut tidak dapat bersilaturahmi lantaran pembatasan Israel.


"Tahun ini, tidak ada yang akan berkumpul di rumahnya. Bahkan anak-anak pun tidak ingin merayakannya. Tidak ada lagi kegembiraan yang tersisa di hati kami," katanya kepada Al Jazeera, Minggu (24/12/2023).

Komunitas Kristen di Betlehem sendiri memang memutuskan untuk menunda perayaan Natal. Ini dilakukan untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina yang menghadapi pengeboman Israel dan pengepungan total di Jalur Gaza.

Pengeboman dan tembakan artileri Israel telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober, termasuk sedikitnya 8.000 anak-anak. Lebih dari 300 orang juga telah terbunuh di Tepi Barat yang diduduki, baik oleh tentara Israel atau oleh pemukim Yahudi yang tinggal secara ilegal di wilayah itu.

Perang telah membuat pariwisata Betlehem, yang merupakan landasan perekonomiannya, terhenti pada saat biasanya puncak perekonomian berada. Di mana pengunjung dari seluruh dunia biasanya memadati pasar Betlehem saat Natal, jalanan lengang tahun ini.

"Bagaimana kita bisa merayakan Natal di tengah perang genosida ini?" tanya Tarazi, yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai Um Shadi. "Bagaimana kita bisa merayakannya ketika masyarakat di Gaza kesulitan mendapatkan makanan hanya satu kali sehari?"

Um Shadi sendiri telah kehilangan saudara lelaki dan perempuan sejak perang dimulai. Kakak laki-lakinya meninggal pada 17 Oktober setelah tidak dapat menjalani operasi kandung empedu yang menyelamatkan nyawa karena pemboman udara terhadap rumah sakit di Jalur Gaza.

Beberapa hari kemudian, salah satu saudara perempuannya tewas dalam serangan udara di Gereja Ortodoks Yunani St Porphyrius, tempat keluarga tersebut berlindung. Saudari lainnya kehilangan satu kakinya dalam pemboman yang sama.

Um Shadi tidak dapat menghadiri pemakaman saudarinya di daerah Gaza sebelum perang karena dia tidak diberikan izin untuk bepergian ke sana. Sebaliknya, keponakannya harus merekam video upacara tersebut untuknya.

"Saudara perempuan saya biasa mengunjungi saya, dan saya ucapkan pada hari Natal tahun ini, semoga Tuhan mengampuni mereka," tambah Um Shadi.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tragis! 73 Warga Gaza Tewas Ditembak Israel Saat Ambil Bantuan