Tegas! Prabowo Bakal Lanjutkan Program Kebanggaan Jokowi Ini

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
21 December 2023 13:55
Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto saat menyampaikan visi dan misi dalam Debat Pertama Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (Tangkapan Layar youtube KPU RI)
Foto: Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto saat menyampaikan visi dan misi dalam Debat Pertama Capres 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (Tangkapan Layar youtube KPU RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Sukses Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Timses Paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan paslon tersebut akan melanjutkan program kebanggaan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bila nantinya terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024-2029.

Program yang dimaksud tersebut yakni program hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) dalam negeri.

Wakil Ketua Umum TKN Prabowo-Gibran, Erwin Aksa mengatakan, jika paslon Capres Cawapres Prabowo-Gibran memenangkan Pemilu Presiden 2024 mendatang, maka program hilirisasi minerba di dalam negeri yang sudah berjalan saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi akan dilanjutkan oleh Paslon no.urut 2 tersebut.

"Kalau kita akan jelas melanjutkan (program hilirisasi minerba). Jadi dalam Astacita kita kan, visi kita adalah bagaimana membangun hilirisasi," ungkap Erwin kepada CNBC Indonesia dalam program Your Money Your Vote, dikutip Kamis (21/12/2023).

Bahkan, tak hanya melanjutkan yang sudah ada, menurutnya pasangan Prabowo-Gibran bakal terus menggenjot hilirisasi sampai produk-produk turunannya, tidak hanya berhenti pada feronikel atau Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang merupakan hasil pengolahan dari smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).

"Bukan hanya hilirisasi seperti nikel, ada feronikel, ada HPAL. Tetapi turunannya dari itu semua masih banyak," tambahnya.

Menurutnya, barang turunan hilirisasi nikel di Indonesia bisa dimanfaatkan menjadi produk yang digunakan untuk produksi kendaraan hingga peralatan rumah tangga.

"Jadi turunannya masih banyak. Bukan hanya kita memproduksi feronikel atau HPAL yang kimia. Tapi turunannya harus kita bangun lagi di Indonesia," ujarnya.

Erwin menyebutkan, bahkan di Indonesia sudah ada investor luar negeri yang membangun pabrik turunan nikel seperti dari Korea Selatan sudah berinvestasi dengan membangun pabrik, antara lain Hyundai, Lotte, dan LG.

"Dari Korea itu kan udah bangun ya. Dari Hyundai ya. Dan Lotte, LG. Itu sudah bangun yang namanya pabrik baterai Indonesia. Dan itu turunan daripada HPAL, feronikel itu," ungkapnya.

Selain nikel, Erwin juga mengatakan hilirisasi minerba dalam negeri yang sudah berjalan saat ini akan dilanjutkan dengan mengembangkan hilirisasi mineral lainnya seperti bauksit, timah, dan pasir silika.

"Nah kalau kita berbicara hilirisasi, bukan hanya nikel, ada bauksit, ada timah, kemudian ada pasir silika," imbuhnya.

Bahkan, dia mengatakan Indonesia tidak akan lagi mengekspor mineral mentah kepada negara lain termasuk ke China. Hal itu dilakukan dengan mengundang investor negara lain untuk berinvestasi program hilirisasi dalam negeri saja.

"Indonesia juga harus memiliki pengetahuan geopolitik yang kuat juga. Kenapa? Kalau enggak, kita punya minerba ini diekspor mentah-mentah ke China. Dan kita juga harus tahu bahwa China ini yang berani investasi. Mereka bisa project financing, sampai miliaran dolar," tandasnya.

Dengan begitu, Erwin mengatakan akan lebih banyak lagi program hilirisasi di Indonesia jika Paslon Capres-Cawapres No. Urut 2 ini maju menjadi Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 mendatang.

"Dan itu kita ingin banyak lagi seperti industri-industri turunan seperti itu," tutupnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) fokus pada kebijakan hilirisasi, khususnya pada komoditas pertambangan mineral, salah satunya nikel.

Ia tampak tak bosan menyinggung soal hilirisasi agar Indonesia bisa menjadi negara yang berdaya, punya nilai tambah, dan berpindah menjadi negara maju.

Sebagaimana diketahui, ekspor bahan mentah yang dilakukan oleh Indonesia telah berlangsung sejak zaman VOC Belanda, yakni sudah lebih dari 400 tahun.

Presiden menilai, hal tersebut tidak memberikan nilai lebih terhadap Indonesia. Kejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang dimiliki banyak oleh Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah terus menggaungkan program hilirisasi untuk memberikan nilai tambah terhadap pendapatan negara. Presiden pun memberikan contoh nyata, lompatan penerimaan negara setelah adanya kebijakan penghentian ekspor bijih nikel.

Berdasarkan roadmap Kementerian Investasi/BKPM yang dirilis September 2023, ada beberapa proyeksi kebutuhan investasi hilir hingga tahun 2040 dalam hal itu, ada 8 sektor prioritas dan 21 komoditas. total investasi yang dibutuhkan untuk hilirisasi mencapai US$ 545,3 miliar

Meski jalannya berat, Presiden Jokowi dengan tegas mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan mundur untuk melanjutkan program hilirisasi meskipun sejumlah negara dan organisasi internasional kompak "menyerang" kebijakan RI.

Pemerintah juga tidak akan menghentikan kebijakan menuju industrialisasi dan hilirisasi komoditas mentah. Pasalnya, kebijakan ini akan memberikan nilai tambah besar untuk negara ini.

Hilirisasi nikel akhirnya membawa Indonesia mendapatkan keuntungan lebih besar, bahkan mencapai Rp 510 triliun dari sebelum hilirisasi ini berjalan, Indonesia hanya bisa mendapatkan nilai ekspor sebesar Rp 17 triliun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Orang Ragu Gibran Jadi Cawapres, Luhut Pasang Badan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular