Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan, milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mulai dibangun. Pembangkit "hijau" ini ditargetkan rampung pada Desember 2024 mendatang. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Hal ini ditandai dari acara peletakan batu pertama oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama PGEO Julfi Hadi pada hari ini, Selasa (19/12/2023), di Muara Enim, Sumatera Selatan. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Membuka pidatonya, Nicke mengapresiasi percepatan yang sudah dilakukan oleh Pertamina Geothermal Energy dalam pembangunan yang sudah dilakukan. "Salah satunya adalah proyek Lumut Balai ini, yang telah dilakukan akselerasi, sehingga hari ini kita sudah mencapai progres 23% dan sampai akhir tahun 29%," tutur Nicke dalam sambutannya. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Nicke mengatakan, progres itu cukup baik sehingga bukan hal mustahil mengejar target memiliki kapasitas terpasang 1 Giga Watt (GW) untuk memproduksi listrik hijau. Terlebih, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Nicke menargetkan penyelesaian PLTP Mulut Balai 2 ini bisa terealisasi pada akhir 2024 mendatang. "Semoga semua berjalan on schedule, Desember tahun depan, ketika saya berulang tahun depan ini (PLTP Mulut Balai 2) telah selesai" kata Nicke. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Julfi Hadi mengatakan, pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 ini akan menambah kapasitas sebesar 55 MW untuk Area Lumut Balai, sehingga total menjadi 110 MW. "Menjadikannya sebagai PLTP terbesar ketiga di Sumatera," ungkap Julfi. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Dia mengatakan, Pertamina Geothermal Energy menargetkan mampu miliki kapasitas terpasang pembangkit listrik "hijau" hingga 1 GW. Julfi mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mendukung pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025, serta Net Zero Emissions (NZE) 2060. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Proyek yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2024 ini memiliki potensi pengurangan emisi hingga 581.784 tCO2eq/tahun. Sebagai informasi, Proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No.3 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM) No. 40 Tahun 2014. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Proyek Lumut Balai Unit 2 dikelola kolaboratif oleh Indonesia, Jepang, dan Tiongkok melalui kerjasama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Mitsubishi Corporation, SEPCO III, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Dari sisi pendanaan, proyek ini telah mendapatkan stimulus dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$ 155 juta. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Selain Lumut Balai Unit 2, Pertamina Geothermal Energy juga tengah mengembangkan proyek panas bumi lainnya guna mencapai target menjadi 1 GW company dalam dua tahun mendatang. Proyek tersebut antara lain Hululais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)