
Sunarso Raih Penghargaan Maestro CEO of The Year

Jakarta, CNBC Indonesia - Media ekonomi terbesar dan terintegrasi CNBC Indonesia menggelar CNBC Indonesia Awards 2023 dengan mengusung tema 'Maintaining Optimism Amid Uncertainty'. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi kepada berbagai sektor usaha dan industri yang memiliki andil dalam membawa dampak positif terhadap kemajuan ekonomi tanah air.
Untuk kategori Maestro CEO of The Year, CNBC Indonesia Awards 2023 diberikan kepada Sunarso. Penghargaan ini diberikan karena Sunarso dianggap berhasil memimpin PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) untuk terus menjalankan transformasi berkelanjutan yang menjadi fondasi kesuksesan perseroan dalam menjaga kinerja positif.
Ada pun Penghargaan ini diserahkan Pemimpin Redaksi CNBC Indonesia, Wahyu Daniel kepada Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto dalam CNBC Indonesia Awards 2023 di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Seperti diketahui, kinerja BRI tidak perlu diragukan lagi. Total aset BRI tercatat naik 9,93% menjadi Rp 1.851,96 triliun pada periode akhir September 2023. Modal inti tier I BRI mencapai Rp280,08 triliun secara konsolidasi atau Rp235,88 triliun secara bank only.
Termasuk juga dalam kepemimpinan Sunarso, saham Bank BRI (BBRI) berhasil menyentuh All Time Highnya pada 27 Juli 2023 di level Rp5.750 per lembar saham. Harga tersebut setelah stock split Bank BRI pada 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2 dan pada 10 November 2017 dengan rasio 1:5.
Belum lagi, aksi korporasi, pertama strategic partnership dengan FWD Financial Services Pte.Ltd untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis BRI Life.
Aksi korporasi kedua ialah penambahan penyertaan kepada BRI Finance dengan tujuan untuk mengembangkan consumer financing serta ketiga penggabungan BRI Syariah bersama dengan Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah untuk menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Pada awal tahun 2021, Bank BRI diketahui ikut serta menjalankan aksi konsolidasi Bank Syariah Indonesia atau BSI. BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah melebur menjadi BSI. Penggabungan ini secara legal ditetapkan pada 1 Februari 2021.
Selanjutnya, pada 13 September 2021, Bank BRI mendapat mandat baru sebagai induk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) melalui sinergi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Hal ini ditandai dengan proses tambah modal lewat rights issue. Melalui aksi korporasi tersebut, emiten bank bersandi saham BBRI ini meraih nilai emisi sebesar Rp95,9 triliun. Pencapaian ini menjadikan right issue BRI yang terbesar di Asia Tenggara, kemudian terbesar ke-3 di Asia dan ke-7 di Dunia.
Bank BRI melalui anak usahanya, Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) juga sukses melaksanakan right issue, dengan raihan dana sebesar Rp1,16 triliun. Aksi korporasi ini juga mencatatkan kelebihan pemesanan atau oversubscribed sebanyak 38,5%.
Pada bulan Juni 2022 lalu, perseroan menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I dengan target penghimpunan dana sebesar Rp 15 triliun, dan jumlah emisi Tahap I di tahun 2022 sebesar Rp 5 triliun.
Penerbitan obligasi ini dilakukan bertahap selama 3 tahun hingga 2024. Hasil penghimpunan dana akan dialokasikan paling sedikit 70% untuk kegiatan usaha atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria kegiatan usaha berwawasan lingkungan (KUBL) yang baru, sedang berjalan, atau telah selesai sesuai dengan kerangka kerja obligasi.
Atas penerbitan obligasi tersebut, BRI mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,4 kali. Hal ini pun menjadi bukti wujud BRI yang akan terus memperkuat implementasi prinsip ESG dari sisi pendanaan atau liabilitas
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa terkait hal itu, perseroan tidak hanya memperhatikan faktor profitabilitas, tetapi juga faktor ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola untuk mencapai keuangan berkelanjutan.
Pada Rabu, 30 November 2022, Bank BRI dan Danareksa melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Saham dalam rangka pembelian saham Danareksa Investment Management (DIM) dari Danareksa dengan jumlah lembar saham sebesar 9 juta lembar atau setara dengan 30% dari total saham DIM. Dengan demikian saat ini kepemilikan BRI pada DIM menjadi 65%.
Menjelang akhir tahun, pada 30 Desember 2022, Bank BRI mengumumkan untuk membagikan dividen interim saham sebesar Rp 8,63 triliun atau Rp 57 per lembar saham. Dari total nilai tersebut, dividen interim sebesar kurang lebih Rp 4,59 triliun akan masuk ke kas negara dan selebihnya atau sebesar Rp 4,04 triliun dibagikan kepada investor publik.
Dengan aksi korporasi yang telah dijalankan selama Sunarso menjabat, hal ini sangat mempengaruhi kinerja keuangan Perseroan hingga pergerakan harga sahamnya.
Bank BRI juga memiliki sederet rencana besar untuk menuju tahun 2024. Sesuai aspirasi Perseroan menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion, Perseroan bermaksud menjangkau segmen ultra mikro sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan di masa mendatang.
Berdasarkan hasil analisis Perseroan, selama ini segmen mikro dan ultra mikro terbukti berperan sangat penting dalam menopang kemajuan ekonomi Indonesia. Namun peran yang besar tersebut tidak diimbangi dengan akses keuangan yang merata terutama di segmen ultra mikro.
Dari sekitar 45 juta usaha ultra mikro di Indonesia pada tahun 2018, hanya terdapat sekitar 15 juta usaha ultra mikro yang memperoleh akses pendanaan dari lembaga keuangan formal seperti bank, lembaga pegadaian, lembaga pembiayaan kelompok, BPR dan koperasi. Sekitar 12 juta usaha ultra mikro lainnya mendapatkan akses pendanaan dari sumber informal seperti rentenir dan keluarga/kerabat.
(bul/bul)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CNBC Indonesia Awards 2023 Kembali Hadir, Catat Jadwalnya!