Internasional

Bank Dunia Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Gaza Terkini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Rabu, 13/12/2023 15:31 WIB
Foto: REUTERS/AMIR COHEN

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank) menyebut perekonomian Gaza hampir terhenti total akibat perang antara Israel dan Hamas, di mana peristiwa ini menyebabkan sekitar 85% pekerja kehilangan mata pencahariannya.

Dalam penilaian dampak ekonomi dari konflik selama dua bulan tersebut, organisasi pembangunan yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS) ini mengatakan Gaza hanya beroperasi pada 16% dari kapasitas produktifnya dan berada dalam "resesi mendalam".

"Hilangnya nyawa, kecepatan dan besarnya kerusakan pada aset-aset tetap serta berkurangnya aliran pendapatan di seluruh wilayah Palestina tidak ada bandingannya," kata laporan Bank Dunia, seperti dikutip The Guardian, Rabu (13/12/2023).


"Pada paruh kedua bulan November, sekitar 60% infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), 60% atau lebih fasilitas kesehatan dan pendidikan, 70% infrastruktur terkait perdagangan rusak atau hancur di Gaza.

"Demikian pula, hampir separuh jalan primer, sekunder, dan tersier rusak atau hancur. Lebih dari setengah juta orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik ini."

Laporan itu juga mengatakan sejak awal konflik pada tanggal 7 Oktober, aktivitas ekonomi "hampir terhenti total". Enam tahun yang lalu, Bank Dunia menemukan bahwa 45% penduduk Gaza menderita kemiskinan multidimensi atau pendapatan rendah dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan infrastruktur dasar. Jumlah ini pun meningkat akibat perang.

"Pengungsian dalam skala besar, penghancuran rumah, aset dan kapasitas produktif, serta resesi yang parah telah mendorong lebih banyak warga Gaza ke bawah garis kemiskinan dan memperdalam kemiskinan bagi mereka yang sudah rentan," kata laporan tersebut.

"Kemiskinan multidimensi di Gaza juga meroket akibat permusuhan yang mengakibatkan terhentinya akses sekolah bagi anak-anak, serta kesulitan terkait akses kesehatan dan layanan dasar lainnya."

Laporan tersebut juga menyoroti meningkatnya tekanan inflasi dan kekurangan barang-barang pokok. Pada Oktober, harga di Gaza meningkat sebesar 12%, memperlihatkan permintaan yang terpendam terhadap produk-produk yang semakin sulit ditemukan secara lokal.

Sementara harga pangan meningkat rata-rata sebesar 10% dari bulan ke bulan, air kemasan naik sebesar 75% dan bahan bakar meningkat hampir 120%.

"Kekurangan bahan pokok secara besar-besaran telah sangat membatasi kapasitas ratusan ribu rumah tangga untuk membelinya, terlepas dari apakah mereka mampu membelinya. Menyusutnya pasokan dan kenaikan harga mempunyai dampak buruk yang besar terhadap kesejahteraan rumah tangga," jelas laporan itu.

Selain mengeluarkan laporan, Bank Dunia juga mengumumkan membantu meringankan krisis kemanusiaan di Gaza dengan memberikan bantuan keuangan baru senilai US$20 juta atau Rp312 miliar. Dana ini dibagi rata antara makanan dan pasokan medis, yang akan disalurkan melalui badan-badan PBB.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Operasi Darat & Udara Israel Tewaskan 30 Orang di Gaza