Lampu Kuning Ekonomi China, Babak Belur Dihajar Daging Babi
Jakarta, CNBC Indonesia - Anjloknya harga daging babi di China mendorong negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut berkutat dalam deflasi. Turunnya harga daging babi diketahui berdampak besar Indeks Harga Konsumen (IHK) negara itu.
Menurut data IHK terbaru, kelebihan daging babi mendorong harga daging eceran di China turun 31,8% pada November dibandingkan tahun lalu. Para analis mengatakan anjloknya harga dapat menambah risiko deflasi yang sudah dihadapi negara tersebut.
Produksi daging babi pada 2022 mencapai angka tertinggi dalam delapan tahun terakhir, yaitu sebesar 55,41 juta ton. Baru-baru ini, produksi daging babi di negara tersebut pada kuartal ketiga naik 3,6%.
Deflasi, yang terkait dengan penurunan harga barang dan jasa serta tanda melemahnya perekonomian, merupakan hal yang mengkhawatirkan karena konsumen kemungkinan besar menunda investasi atau pembelian dengan harapan harga akan makin turun.
"Selain penurunan harga real estat dan pemotongan harga barang konsumsi, alasan terbesar China berada di ambang deflasi adalah turunnya harga daging babi," kata Direktur Pelaksana China Market Research Group Shaun Rein, seperti dikutip CNBC International, Rabu (13/12/2023).
IHP China mengalami deflasi 0,5% secara Year-on-Year (YoY) pada November, menandai penurunan paling tajam dalam tiga tahun.
Pangan menyumbang sekitar seperlima dari IHK China. Daging babi merupakan komponen besar dalam kategori makanan dalam keranjang, dan memiliki dampak terbesar pada IHK China yang menjelaskan korelasi erat antara harga daging babi dan IHK negara itu.
Pemulihan ekonomi China pasca-Covid pun berjalan tak mulus, terseret oleh terpuruknya sektor properti dan banyaknya data ekonomi yang mengecewakan.
Meskipun harga daging babi merupakan faktor utama yang menyebabkan China mengalami deflasi, gabungan beberapa faktor lain juga turut berkontribusi terhadap berkurangnya tekanan harga.
Erica Tay, direktur penelitian makro Maybank menyebut salah satu contohnya adalah diskon agresif yang dilakukan pengecer e-commerce selama periode Single's Day yang menekan harga barang konsumen di November.
Menurunnya, semangat untuk melakukan "perjalanan balas dendam" dalam negeri juga menyebabkan harga tiket pesawat turun, membalikkan kenaikan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
(luc/luc)