Internasional

Alasan Rusia Untung Besar dari Perang Ukraina & Sanksi Barat

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
12 December 2023 09:55
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara untuk melanjutkan operasi trem di kota pelabuhan Laut Azov Mariupol di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia, melalui tautan video dari Saint Petersburg pada 2 Mei 2023. (MIKHAIL KLIMENTYEV/SPUTNIK/AFP via Getty Images)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara untuk melanjutkan operasi trem di kota pelabuhan Laut Azov Mariupol di wilayah Donetsk yang dikuasai Rusia, melalui tautan video dari Saint Petersburg pada 2 Mei 2023. (SPUTNIK/AFP via Getty Images/MIKHAIL KLIMENTYEV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama perang berkepanjangan di Ukraina, Rusia mendapatkan deretan embargo dan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Namun, Negeri Beruang Merah dilaporkan malah mendapatkan untung besar dari konflik tersebut.

Keuntungan besar didapatkan setelah Moskow mengalihkan sebagian besar arus perdagangannya ke wilayah timur pascagoyahnya sebagian besar rantai pasokan di pasar Eropa akibat sanksi Barat.

Negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini berhasil menerapkan kembali beberapa kontrol modal yang mengharuskan eksportir, termasuk produsen minyak utama, untuk menjual pendapatan mereka dari perdagangan luar negeri di pasar domestik untuk mengamankan arus masuk mata uang asing.

Berkat hal tersebut, mata uang rubel berhasil menguat sekitar 5% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Oktober.

Selain itu, dilaporkan pendapatan bulanan Moskow dari ekspor minyak saat ini lebih besar dibandingkan sebelum invasi ke Ukraina. Hal ini menunjukkan kegagalan langkah-langkah untuk mengekang dana perang mereka.

Pada 10 bulan pertama 2023, neraca transaksi Rusia mencatat perdagangan, investasi dan transfer terhadap negaranya berjumlah US$53,8 miliar atau sekitar Rp834 triliun.

Setelah mencapai level tertinggi pada September, surplus Rusia bahkan melebihi US$11 miliar pada Oktober saja. Bank sentral negara tersebut bahkan merevisi proyeksi transaksi dari US$45 miliar menjadi US$60 miliar akibat melonjaknya harga minyak.

Berkat sanksi ketat, pendapatan Moskow dari penjualan minyak dan gas malah mencapai US$17,7 miliar pada Oktober, melonjak ke level tertinggi dalam satu setengah tahun meskipun ada perkiraan defisit yang besar.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, melalui akun Instagram pribadinya, juga sempat mengatakan Rusia mendapat untung US$5 miliar atau Rp74 triliun per hari dari perang Ukraina.

Ia mengatakan untung itu diraup dari kenaikan harga minyak dunia yang terjadi akibat perang itu. Kenaikan ini memberikan untung besar bagi Rusia yang juga merupakan merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Arab Saudi.

Sandiaga menyebut, meski Rusia saat ini menjual minyak di bawah harga pasar, negara produsen minyak terbesar ketiga itu masih mendapat keuntungan sebesar US$6 miliar atau sekitar Rp89,2 triliun per hari. Berkat untung besar itu, tak heran jika perang Rusia-Ukraina berlangsung lama.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Rusia Diramal Positif, Sanksi AS Cs Kurang Manjur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular